• home

Cerita Seks IGO Terupdate 2017 Burungku Tak Mau Diam

Cerita Seks IGO Terupdate 2017 Burungku Tak Mau Diam - Bacaan Sex sebelumnya ialah Cerita Seks IGO Terupdate 2017 Sama Sama Hypersex Cerita Sex, Cerita Ngentot, Cerita Dewasa, Cerita Semi, Cerita Panas, Cerita Horny Cerita Sex, Cerita Ngentot, Cerita Dewasa, Cerita Semi, Cerita Panas, Cerita Horny Semua artikel dan gambar yang disajikan bersumber pada pencarian Google. Bacalah menggunakan perasaan agar ceritanya lebih bermakna. Gambar yang di tampilkan hanya ilustrasi saja agar pembaca bisa membayangan perempuan yang ada pada cerita sex bergambar di bawah ini. Gelisah yang aku rasakan dengan pacarku , karena ada tanda tanda yang tidak mengenakkan sudah hampir 3 bulan ini berperilaku aneh tidak biasanya, sempat aku lihat dia jalan sama anak arsitek, dan aku bilang ama mamanya katanya dia jawab, kabar itu tidak benar bon, Dan mamanya pacarku ,menyuruh aku datang kerumahnya untuk nungguin pulangnya Denok.

Cerita Dewasa IGO Terkini 2017 Burungku Tak Mau Diam
Cerita, Seks, IGO, Terupdate, 2017, Burungku, Tak, Mau, Diam, cerita sex threesome 2017, cerita gangbang hot terbaru, cerita bokep terlengkap, cerita cerita sange, cerita ngentub, cerita baru panas, cerita 3 some, cerita thresome, cerita tresome

Bercerita Sex - Nggak tau Jack… malem ini, angin apa yang niup mobilku buat parkir di depan rumahnya.. pikir-pikir asyik juga kok ngobrol sama tante Ira… biar kata udah 40 tahun tapi bisa ngobrol gaya anak muda.. itu aja dasar pemikiranku…
Koleksi Kisah Dewasa, Kisah Dewasa Terbaru, Kisah Dewasa Nyata, Kisah Dewasa 2017, Kisah Dewasa Hot, Kisah Dewasa Terbaik, Kisah Dewasa Nyata, Kisah Dewasa Terbaru
“Eeeeeiiiii…. anak muda… gitu dong apelin tante sekali-sekali…” sambut tante Ira ramah banget. Coca cola dingin yang disajikan si Sum babu centil itu hampir tandas, tante Ira nggak muncul-muncul katanya mau ganti baju dulu. Akhirnya kusosot habis juga minuman itu setelah kuputuskan mau jalan aja…

“Bonny… naik aja, ngobrol di atas aja yuuk..” kudengar panggilan tante Ira dari lantai atas, dilantai atas memang ada ruangan yang dibikin home theatre… beberapa kali kusetubuhi Denok di ruangan itu sambil nonton BF… tentu saja waktu nggak ada tante Ira. Benar saja tante Ira sudah menunggu di ruangan itu… busyyyeett..

Tau nggak Jack… aroma parfum mahalnya semerbak lembut memenuhi ruangan itu… dan yang bikin biji mataku hampir meloncat keluar pakaian yang dipakai doi… gaun panjang transparant, mirip gaun tidur, aku yakin tante Ira nggak pake daleman alias BH en celana dalem, sebab di bagian itu bakal kelihatan bayangannya kalo doi pake…

Agak canggung juga pada awalnya, palagi ketika tante Ira menumpangkan kaki satunya di kaki yang lain, pahanya kebuka, ternyata gaun itu berbelahan samping sampai ke pinggang. Tapi gaya ngobrolnya yang santai membuatku agak santai juga walaupun mata ini lebih sering menatap karpet atau langit-langit rumah, sebab menatap kedepan yang kutemui kalo nggak paha panjang berkulit mulus, atau buah dada montok dengan puting susu yang tercetak jelas di balik kain transparant itu.

“Kamu kenapa siih… kaya orang kedinginan…” tegurnya melihatku yang salah tingkah.

“Iya tante ACnya dingin banget…” jawabku asal kena, tapi memang di ruangan itu kurasakan dingin sekali.

“Tante punya minuman sampagne, mau kamu Bon…? lumayan buat anget-anget…” Katanya sambil membuka kulkas di sudut ruangan… wooow… ketika kulkas terbuka aku menyaksikan silhoutte tubuhnya yang terbentuk karena sinar terang dari dalam kulkas menghilangkan bayangan kain transparant.

body yang sempurna dan memastikan perkiraanku bahwa tubuh berbody gitar ini tanpa pakaian dalem, bahkan kulihat bayangan rambut kemaluannya, karena tante Ira berdiri agak mengangkang, agak lama juga kunikmati pemandangan ini.setelah menuangkan minuman dijatuhkannya pantat montoknya di sebelahku.

“Ayo anak muda, demi kehangatan tubuh…” kata tante Ira sebelum kita toast…. kuteguk setengah gelas sampagne,… busyet… doi segelas disikatnya sampagne itu tandas… kuikuti aja toh rasanya enak nggak kaya minuman keras lainnya… nggak lama gelasku penuh lagi, karena tante Ira menuangkan lagi minuman enak itu… sampai beberapa kali.

“Gimana Bon..? sudah hangat tubuhmu…?” tanya Tante Ira.

“Iya tante apalagi deket tante… jadi hangat…” Aku tak menduga jawabanku menjadi kacau begitu, tapi aku heran tante Ira malah ketawa geli dan tubuhnya makin mepet ke tubuhku.

“Kamu pikir tubuh tante ini kompor, bakal ngangetin masakan…? kamu deket tante aja hangat, apalagi nempel pasti mendidih… hi… hi… hi…” kepalaku yang mulai pusing akibat minuman, makin pusing aja sebab toket montoknya dengan kekenyalannya menempel ketat di dadaku, sementara kepalaku diusap-usapnya manja.

“aduuhhh… kalo ini sih nggak mendidih lagi, tubuh tante bagai kompor listrik yang rusak… jadi bikin korsleting…” jawabku ngawur. Tante Ira ketawa ngakak… jari jemarinya yang indah menelusup dan menggelitik masuk ke dadaku, matanya bersinar binal menatap wajahku dengan gemas.

Kesadaranku mulai goyang, entah kapan mulainya tahu-tahu di layar lebar home theatre itu sudah terpampang adegan mesum dari film BF, dan baju hemku sudah terbuka seluruh kancingnya sehingga dadaku terbuka lebar… uuiihhh… buah dada tante irapun sudah terbuka sebelah dan kini menggesot-gesot dadaku…

entah siapa yang memulai, bibir kami berpagutan, lidah tante Ira menggeliat liar melata masuk ke mulutku, membelit lidahku dan dengan gemas kuremasi buah dadanya yang ternyata memang mengkal menggemaskan.

“kamu nakal Bonny… harus diajar sopan…” desisnya sambil diremasinya selangkanganku, bahkan dengan lincahnya ikat pinggangku berhasil dilolosinya dan mencuatlah kejantananku dari balik celana jeansku.

“Iiiihhh… kamu malah nantangin ya…?” celoteh tante Ira disela-sela dengus nafasnya yang memburu penuh nafsu, sambil meremasi kontolku yang sudah setengah ngaceng… dadaku diciumi dan dijilatinya, aku menikmati aksi itu sambil tanganku tak lepas meremasi buah dadanya yang memang montok dan kenyal, sesekali kupelintir-pelintir puting susunya…. wow… alamak… berbarengan dengan adegan di film, tante Ira kini juga sedang mengulum dan menjilati kepala kontolku,

Membuatku menggeliat dan mengeram penuh kenikmatan, kulihat wajah tante Ira berbinar senang melihat ekspresiku merespon aksinya, sesekali batang kemaluanku yang sudah 100% ngaceng ini ditimang-timangnya dengan ekspresi wajah gemas penuh nafsu…

“Mmmm… mantap sekali Bonn… tante suka yang macam begini…” sejenak dikocok-kocoknya batang kemaluanku dan kembali dikemotnya.

“Iiiihh… keras banget Bon… gede lagi… tante jadi ngeri dehh… mmmm… ccllp… clpp” kuamati saja tingkah wanita setengah baya ini sambil kunikmati aksi oral sexnya yang canggih.

“Boon… tante juga mau digituin…” rengeknya manja sambil berdiri, langsung saja kusergap selangkangannya karena dengan aku duduk di sofa rendah itu wajahku tepat di depan bukit vaginanya yang di selimuti rambut subur tercukur rapi.

“Aiiihh..! kamu nggak sabaran deh…” protesnya centil, namun selanjutnya dengan posisi berdiri tante Ira mengatur posisinya dengan lihay, kaki kirinya ditumpangkan di sandaran sofa, sehingga wajahku tepat diantara selangkangannya.

Wuuiiihhh… tercium semerbak bau harum, begitu selangkangan tante Ira mengangkangi wajahku, entah parfum merek apa yang memproduksi parfum memek… segera aku beraksi menunjukkan kecanggihan oral sexku… kudaratkan ciuman dan jilatanku ke seputar bukit vagina yang sudah menggembung gemuk akibat gairah seks yang meningkat.

“Booonnn… geliii doong sayaang… iiihhh… kamu nakal banget….” tante Ira mulai gemas karena lidah dan bibirku belum juga singgah di tempat yang dimauinya… pinggulnya bergerak gemulai mencari titik kenikmatan.

“Eiiihhh…! yaaa… Bonny… disituuu… nikmat banget Booonnn…” celoteh tante Ira, begitu ujung lidahku menyambar clitorisnya yang mengintip malu-malu…

Rupanya tante Ira bukan seorang yang penyabar… rambutku direnggutnya sehingga kepalaku terkunci dan dengan mengerang-erang histeris dibesot-besotkanya clitorisnya kemulutku…

“Hiiiii…! kamu nakal Booonn… hhooo… inii nikmaatnya bukan maenn… sayaang..sssshhhh…” volume suara tante Ira makin meninggi sehingga lebih mirip teriakan…

Pada suatu kesempatan, butir clitoris yang makin mengeras itu kukulum lembut dengan bibirku, kusedot-sedot lembut sambil lidahku mengusap-usap mesra…akibatnya sungguh hebat.. diiringgi lenguhan panjang, tubuh sintal tante Ira mengejang…

“Uuuuuuunnnggghhh….! Boooonn… kamuu pinteeerrr dehhh…!! ooooowww…!!” sebuah ekspresi khas wanita mencapai orgasme ditunjukkan oleh tante Ira, tubuhnya menggelejat, bagai tak terkontrol…

“Iiiihhh… tak kusangka… kamu pinter mainin tubuh perempuan… bocah ganteng…” bisik tante Ira sambil menggelendot manja di pangkuanku, setelah disambar badai orgasme…

“Tapi saya yakin tante jauh lebih pinter dari saya, makanya saya pingin diajarin…” jawabku sambil sesekali kukecupi bibir manisnya.

“Eeeh… kamu percaya nggak sih… dengan oral sex, jarang banget tante bisa orgasme, seumur-umur bisa dihitung jari deh…ini siiihh… bibir kaya begini ini yang bikin tante lemes sebelum tempuuurr…” bibirku dijewer mesra… matanya menatap bibirku penuh hasrat birahi, sampai bibir manis yang setengah terbuka itu gemetar menahan gemas… akhirnya dengan penuh luapan birahi, bibirku dilumatnya habis-habisan… kembali dengus nafas betina tante Ira menderu, menuntut penuntasan.

Tubuh sintal yang duduk mengangkangi pangkuanku itu bembesot-besotkan buah dada mengkalnya ke dadaku dan menggoser-goserkan bukit vaginanya ke batang kemaluanku… wajahku habis dihujani ciuman penuh birahi… serta leherku dikecupinya denga liar,

Terasa celekat-celekit di seputar kulit leherku… pantat montoknya yang bergerak gemulai, kuremasi dengan gemas… jari tengah dan telunjukku merambah liang sanggama tante Ira yang ternyata sudah kembali licin dan kurasakan kembang kempis seolah menanti mangsa.

“Boonny… c’mon baby… kita mulai permainan yang sesungguhnya… tante siap menghajar si bontot yang bongsor ini…” bisik tante Ira sambil meremasi batang kemaluanku yang ready combat. Dengan posisi tetap saling berhadapan, tante Ira mengangkang di pangkuanku…

Batang kemaluanku dituntun ke liang cintanya yang sudah menganga menanti mangsa… bibir manis tante Ira bergerak-gerak ekspresif mengiringi usahanya menjejalkan batang kemaluanku ke liang sanggamanya, ujung batang kemaluanku digesek-gesekkan ke bibir vaginanya sambil sedikit demi sedikit ditekan.

“Si bontotmu bandel banget… susah disuruh masuk…” bisik tante Ira.

“Punya tante kelewat rapet siih..” jawabku

“Bisa aja kamu, si bontot ini yang kegedean…” sahut tante Ira sambil menggigit bibir bawahnya dengan alis mengerinyit… ketika kurasakan kepala kontolku sudah amblas di jepitan liang sanggama tante Ira…

Ketika batang kemaluanku masuk setengahnya… kembali ditarik keluar… kemudian masuk lagi, begitu beberapa kali diulang-ulang dengan hati-hati dan aku nggak boleh bergerak oleh tante Ira, ternyata akhirnya habis juga batang kemaluanku ditelan liang sanggama tante Ira…

Pinggul montok tante Ira mulai bergerak dengan mata setengah terpejam serta bibirnya mendesis lirih… besutan perdana otot vagina tante Ira pada batang kemaluanku sangat nikmat, kurasakan seperti pijitan bidadari…

Gerakan pinggul tante Ira makin cepat dan makin kuat dan pijitan bidadari itupun semakin menjadi-jadi nikmatnya, aku masih belum mengadakan counter attack… kulampiaskan kenikmatan ini pada sepasang payudara montok yang bergerak-gerak di depan wajahku, kukulum dan kusedot bergantian sepasang puting susu berwarna coklat gelap yang mencuat keras.

“Hooo..! hhooo..! hhh…hhh… nikmat bukan main Booonnn.! oooohhh..!” kembali volume suara tante Ira meninggi… dan makin tinggi..mendorongku untuk menyambut goyang gemulai pinggul tante Ira, kuayunlah pinggulku… sekali, dua kali, tiga kali…dan ke delapan kali ayunan pinggulku…

“Ooooww..! yaa..! yaa..! oooo… my God..! Booonnny..! tante…nggak…tahaaann..!” Suara tante Ira atau lebih tepat disebut teriakan, terdengar parau.

Wajah manis tante Ira menegang… bibirnya gemetar… giginya terdengar gemerutuk, cengkeraman tangannya pada pundak dan pinggangku mengencang sehingga kurasakan kuku-kuku jarinya yang panjang menembus kulitku… Tepat pada ayunan pinggulku yang ke sepuluh…

“Aaaaaaaakkkkkkhhhh…..! ya ammppuuunn Boooooonnnyy…!” Teriakan panjang itu mengiringi tubuh sintal Tante Ira sejenak meregang kuat, kemudian menggelejat liar, bagaikan sekarat… ayunan pinggulku kupercepat dan kuperkuat, sehingga terdengar suara ceprat-ceprot dari selangkangan kami… Sesaat kemudian tubuh sintal yang bergerak liar itu menelungkup lunglai di atas tubuhku.

“Terus..kan.. jangan hhh…berhenti…hh..hh Bon… ganti..an tante di..di bawahh… gilaa lemesss bangeth..hh..hhh” bisik tante Ira ketika aku menghentikan ayunan pinggulku… kulihat betapa lunglai tubuhnya.. Kurebahkan tubuh tante Ira di karpet…

“Ayo sayaang.. masukin lagi, hajar tante sepuasmu…” walau dengan suara lirih tapi nadanya penuh tantangan… membuatku bersemangat lagi dan kembali batang kemaluanku menyungkal selangkangan tante Ira…

“Iiihh.. letoy amat siiihhh…” cela tante Ira ketika dirasakan sodokan kontolku setengah-setengah… akupun meningkatkan speed dan power

“Eh..Eh..hhhh… Tante… ya…kin kamu bisa lebih kuat… lagi Boon…” walau dengan kondisi lunglai dan pasrah, kata-kata tante Ira masih bernada tantangan dan membuatku agak panas juga…kuperkuat dan kupercepat rajaman kontolku menghajar liang sanggama tante Ira.

“Aaaihh..! gilaa… hhhooo… sss… ayyyoo Booonn… lebih dalammm..!”Dengan celotehnya yang aneh, kata-katanya keras penuh tantangan,namun rengekannya bernada memelas dan memilukan, entah bagaimana yang dirasakan tante Ira… yang jelas kubaca ekspresi wajahnya nampak menahan sesuatu… entah sakit atau enak dan tubuh sintalnya kembali menggeliat-geliat tak beraturan

“Ooooohhh…! ooooww…! C’mooon baby… jangan letoooyyy… keras… keras…! yaa.. lebih keraaaasss…Oooouugghh..!”akhirnya aku tak peduli lagi… kujawab tantangan tante Ira, dimana kini aku sudah tanpa ampun menghajar liang selangkangan yang terkangkang lebar…

Kukerahkan seluruh kemampuanku untuk menambah kekuatan dan kecepatan ayun batang kemaluanku keluar-masuk liang sanggama Tante Ira, walaupun kulihat air mata Tante Ira bercucuran bercampur keringat dengan gigi menggigit kencang ujung sprei, walaupun begitu suara celotehnya tak berubah…ditingkahi rengekan yang mirip suara tangis…

“Ampppuunn..! oohh.. oooww.. oooouugght..!! ” game point akhirnya tercapai dengan kuberi score 3 orgasme untuk tante Ira, sedangkan pointku 1 kumuntahkan spermaku yang hampir 3 minggu mengendap, ke buah dada tante Ira dan matanya yang nanar menatap dengan saksama proses menyemburnya spermaku yang sangat kental di permukaan kulit buah dadanya yang putih mulus.

“Sss…oooohhh.. iiihhh kental banget Boon…sampe lengket ” desis tante Ira ketika dengan tangannya mengusap ceceran pejuhku merata ke permukaan tubuh bagian depannya..

“Boon..nny… tante lemes banget nih… nggak bisa bangun… tolong dong ambilin air es di bawah…” suara tante Ira kudengar lirih dan agak serak, kulihat wajahnya pucat pias dengan sorot mata yang nampak kuyu kehabisan tenaga… tubuh sintal yang mulus tampak berkilat oleh basahnya keringat dan pejuhku… tergolek telentang tak berdaya di karpet ruangan.

Ketika aku sedang memilih botol air mineral yang paling dingin di dalam kulkas, telingaku menangkap suara aneh… kucari arah suara sayup-sayup itu… ternyata dari arah dapur di balik dinding ruang makan ini… karena penasaran kucari pintu ke arah dapur…

Kudapatkan lubang penghubung dari dapur ke ruang makan yang biasa untuk lewat makanan… dengan sedikit mengendap-endap, kudapatkan sumber suara itu… edaann..! gimana nggak edan..? kalian tahu broer…

Sumirah… pembokat tante Ira, sedang nungging di meja dapur dengan tubuh bagian bawahnya telanjang, sambil merintih-rintih sendiri… tau nggak lagi ngapain do’i..? lagi masturbasi jack..! aku bilang edan, karena masturbasinya pake dildo alias kontol mainan, dapet dari mana pula si Sum ini… Gila… ngaceng lagi ngeliat gaya si Sum… eh aku ngga nyangka tubuh pembokat ini begitu mulus, kulihat dari pantatnya yang bulat dan bahenol itu sangat mulus bersih… aahh sial aku harus balik ke atas tante Ira pasti nunggu minumannya..

dengan rasa sayang kutinggalkan pemandangan langka di dapur. Di ruang Home Theatre kulihat posisi tubuh tante Ira tak berubah, telentang bugil di karpet ruangan… ternyata si tante tidur pulas banget, berkali-kali kugoyang-goyang tubuhnya sambil kupanggil namanya, bergerakpun enggak… iih.. kaya’ mati tidurnya… tiba-tiba kuingat sesuatu.. langsung aku cabut lagi kebawah… tau dong ente broer… kuintip lagi adegan di dapur… asyiik masih lanjut.. langsung aku menuju pintu dapur dengan langkah hati-hati…

Si Sum terjingkat kaget ketika tahu-tahu aku sudah di ruangan dapur.. dengan wajah merah padam perempuan muda ini gugup berusaha menutupi bagian-bagian tubuh bahenolnya yang telanjang… he..he.. rok bawahannya ada di bawah kakiku… akhirnya dengan dengan kain lap piring do’i tutupin selangkangannya yang sempat kulihat jembutnya sangat subur membentuk segitiga kebawah..

“Eeehh… terusin aja Sum.. aku cuma pengen nonton aja… atau mau aku bantuin…” kataku sambil cengengesan… sambil kudekati tubuh bahenol yang meringkuk mojok… mendengar gurauanku rupanya cukup menenangkan hati si Sum yang aku yakin pasti kaget, malu jadi satu

“Mas Bonny, bikin kaget… sih.. nakal banget..” sahutnya lirih, sambil beringsut mengambil rok bawahannya.

“Mau bantuin malah dikatain nakal, gimana siih..?” selakku sambil kuikuti langkahnya…

“Kalo mau bantu… ya nggak disini..” sahutnya dengan suara setengah-setengah, namun matanya mengerling menantangku dengan isyarat ajakan, sebelum kabur keluar dari dapur… Dugaanku tepat do’i masuk kamarnya, dan dugaanku tepat lagi ketika kubuka, pintu kamar itu tak dikuncinya… sengaja… kulihat si Sum tengkurap di ranjang.

Aku benar-benar sudah mata gelap… semenjak kontolku dibikin ngaceng oleh aksi masturbasinya tadi, aku naik ke ranjangnya… kusingkap rambut yang menutupi tengkuknya dan kukecupi tengkuknya yang ditumbuhi bulu-bulu halus… tubuh bahenol si Sum bergidik karena ulah nakalku…

“Mas Boonny… gangguin orang aja siih…” Sum merengek manja, namun tak berusaha menghindari kecupan-kecupanku di tengkuknya, malah kuarahkan kecupan dan jilatanku ke punggungnya yang berkulit bersih, setelah kupelorotkan blouse merahnya. Sumirah perempuan 27 tahun bertubuh sedang, badannya subur,

Namun tak bisa dibilang gemuk, lebih tepatnya bahenol… karena memang kemontokkan payudaranya sedikit di atas rata-rata, dan perempuan ini memiliki pinggang yang cukup ramping, ditopang pantatnya yang bulat serta kemontokan tubuh bagian ini juga agak di atas rata-rata. Wajah..? tidak mengecewakan, bahkan jika didandanin… nggak kalah deh sama Jihan Fahira. kelebihan lain si Sum, adalah genit dan centilnya yang minta ampun… paling nggak tahan melihat lelaki tinggi gede dengan kumis dan jambang dicukur kasar dan tubuhnya banyak bulu.

“Lubangmu udah basah aja siih..” tanyaku setelah jari tengahku merasakan licinnya liang sanggama si Sum.

“Iiihh.. ya jelas dong… seandainya di dapur tadi mas Bonny nggak gangguin, saya udah dapet lho…”

“Ntar aku gantiin 5 kali lipet… langsung aku masukin aja ya..?”

“Saya takut sama nyonya lho mas..”

“Do’i pules banget tidurnya… makanya cepetan aku masukin ya..?..” kataku sambil kusodok-sodokkan kontolku ke selangkangannya.

“Iiiihh ngeriii… gede bangeethh…” desis Sum centil, ketika batang kemaluanku bagai ular merayap di sela-sela pahanya yang masih merapat…

“Aku tanggung bakal mantap deeh…” kataku meyakinkan, sambil tak henti-hentinya tanganku meremasi payudara Sum yang sudah mengembang dan mengeras…

“Sssshhhh…. mas Bonny… asal bikin Sum… puaaas kaya nyonya ….” rengeknya manja sambil menggeliat gemas merasakan nakalnya kuluman bibirku pada puting susu kirinya… Sum mulai membuka pahanya,

Kubesut-besutkan batang kemaluanku yang sudah membengkak itu ke bibir vagina si Sum… wooow… si Sum mulai membalas seranganku… dihujaninya leher dan dadaku dengan kecupan dan gigitannya… jari-jari tangannya meremasi otot punggungku.

“Eeehhh… hhh… nngghh… maaasss… Sum udaah nggaakk tahann…” rengek Sum di sela-sela dengus nafasnya yang tak beraturan… aku tahu apa yang diinginkannya, tanpa dikomandoi kami segera pasang posisi….

Sum menekuk kedua kakinya yang mengangkang ke atas, sampai lututnya menyentuh payudara, sehingga bukit vaginanya tengadah ke atas dan bibir vagina yang berwarna merah segar dan basah, tampak merekah bergerak kembang kempis seolah menantangku… sejurus kemudian jari-jari lentiknya melebarkan bibir vagina tersebut… giliran aku sekarang yang nggak sabar… dengan posisi setengah berlutut kujejalkan kepala batang kemaluanku kesasarannya…

seperti yang sudah kubayangkan… liang sanggama si Sum tak muat dijejali kepala kontolku… lagi-lagi aku diharuskan sabar… apalagi kulihat si Sum meringis kesakitan ketika kucoba memaksakan kepala kontolku untuk menembus liang sanggamanya… maka kugunakan cara yang dipake tante Ira tadi…

“Oookh..! maaass…! sa..sakkiiit…” keluh si Sum memelas… dengan ekspresi meringis menahan sakit, ketika kepala kontolku berhasil menembus masuk.

“Tahan Suum… hhh…” keringat berhamburan dari pori-pori tubuh kami, dalam upaya penembusan di pintu nikmat…akhirnya diiringi rintih sakit dan usaha keras… amblas jugalah batang kemaluanku di liang becek di tengah selangkangan si Sum… kudengar si Sum membuang nafas lega dan menjatuhkan kepalanya ke ranjang… sesaat kemudian si Sum menyatakan siap tempur, aku memulainya dengan meludahi arena pertempuran, untuk membantu pelumasan.

“Ooohk.. pelan maass…sss ho’ooo iyaaahh..” pelahan tapi pasti, kesulitan mulai berkurang dan sedikit demi sedikit kenikmatan mulai terasa…dibandingkan dengan postur tubuhku, tubuh si Sum nampak kecil…

Tapi tubuh kecil si Sum ternyata menyimpan energi luar biasa, dan tak kusangka ternyata tubuh bahenol ini sangat lihay memainkan jurus-jurus goyang dan geol yang cukup menunjukkan bahwa si Sum ternyata berpengalaman ngeladenin syahwat lelaki… semua variasi geraknya memberikan kenikmatan untukku… sementara si Sum sendiri terbaca dari ekspresi wajah dan gerak maupun ekspresi suaranya, sangat menikmati serangan olah sanggamaku

“Heh… hh.. heh… mas Boo..nny Sum ndak bisa nahan lebih lama… barenggiin yaa..? tahhan… maass… hajar lebih daleemm lagi…” Ekspresi wajah dan gerak si Sum mulai gelisah… kubaca kondisi ini dan keluarlah aji pamungkasku…

Kedua tangan Sum kutekan ke ranjang sehingga terkunci nggak bisa bergerak lalu dengan kedua kakinyapun kubuat terbatas gerakannya… mulailah ayunan pinggulku kupercepat dan kuperkeras… kepala batang kemaluanku merajam tanpa ampun dasar liang sanggama Sum dengan kecepatan semakin tinggi dan hajaran semakin keras…akibatnya… tanpa dapat ditahan tubuh bahenol Sum menggelejat liar melepas orgasme.

“Oooowwwhhhh..mas…mas…massss Boonn..nnyy.. nnnggghhh…!” lenguhan panjang mengiringi lepasnya kenikmatan seksual seorang wanita… aku masih stabil mengayun dengan hi speed dan hi power…. dengan posisi tetap terkunci kulihat kembali wajah Sum menegang dengan mata membelalak menatapku seolah takjub…

“Ooooww…! hoooohhh… maaaassss… Suumm dapettt lagggggiii!” tubuh bahenol si Sum kembali kelojotan hebat disambar orgasme keduanya… pada saat itu si Sum masih berusaha menundukkan kesaktian kejantananku dengan menggeol pinggul sejadi-jadinya.

“Woooohhh…! ayooo… keluariiin… mmaass..hhhhiihh..!” seru si Sum dengan wajah penasaran… liang sanggama yang semula seret dilalui batang kemaluanku, kini terasa licin dan begitu loncer, sampai mengeluarkan suara ceprat-ceprot, karena membanjirnya cairan vagina si Sum akibat dua kali orgasme.

“Gimana Sum..? hhh… masih pingin dapet lima kali..” tanyaku sambil masih mengayun kemaluanku memompa liang sanggama si Sum yang semakin becek.. kali ini ayunanku tak sekencang dan sekuat tadi.

“Ngghh… bisa semaput mungkin… wih.. wih mas Bonny kaya badak… kuat banget…” jawab si Sum sambil mengulumi puting susuku dan kurasakan pinggulnya bergerak lagi.

“Maass… ntar pejuhnya keluarin di sini yaa..?” kata si Sum sambil menjulurkan lidah panjangnya.

Sekali lagi tubuh si Sum menggelepar gila disambar orgasmenya yang ketiga, dan kira-kira 2 menit kemudian saatkupun tiba… kuhajar liang sanggama si Sum dengan kejamnya, menjelang muncratnya sang bubur sumsum… dengan gerakan yang sangat kompak dalam mengatur posisi… akhirnya muntahlah lendir syahwatku ke rongga mulut si Sum dan disambut dengan sangat rakus oleh wanita berbody bahenol ini, bahkan disedot-sedotnya batang kemaluanku sampai benar-benar kering spermaku.

“Iiih… mas Bonny ternyata jagoan ngentot lho… seumur-umur baru sama mas Bonny ini Sum bisa keluar berturut-turut… iiiihhh… ngeriii deeh..”kata si Sum menyatakan kekagumannya, sambil menyisir rambut hitamnya didepan cermin.

“Kenapa kok ngeri…?” tanyaku sambil mencari kemana jatuhnya celana dalamku.

“Kalo ketagihan gimana…? enaak banget siih..” si Sum membungkus tubuh bahenolnya dengan handuk.

“Selama pusaka aku masih bisa ngaceng, lu pingin dapet enak berapa kali aku kasiih..”sahutku sambil mengenakan celanaku.

“Iiiihhh… dasar lelaki… ngomongnya doang… kaya mas Bonny ini, pertama anaknya disosot, terus nyokabnya digagahi pula… eh.. eh… babunyapun dihajar juga..!” kata si Sum sambil ketawa genit.

“Sialan lu… siapa suruh mengumbar memek sembarangan. Eh… Sum lu punya kontol-kontolan beli dimana lu…?”

“Oooohh.. dari nyonya, dulu Sum pacaran sama Supar tukang siomay… ketahuan nyonya, saya lagi dientot di garasi… nyonya takut Sum meteng… lalu Sum dilarang pacaran sama Supar…”

“Hubungannya ama kontol mainan itu apa..?”

“Sum bilang, kalo 3 hari nggak dientot lelaki, Sum suka pusing dan uring-uringan… terus itu dikasih mainan itu sama nyonya… lumayan bisa dipake kapan saja Sum pengen…” Celoteh Sum sambil menimang-nimang dildo pemberian tante Ira…

Tepat jam 24.00 aku balik ke ruangan Home Theatre… kulihat tubuh tante Ira masih belum berubah posisinya… benar-benar pulas tidurnya, Aku duduk di sofa sambil menikmati Coca cola kaleng yang aku bawa dari bawah… duduk di ruangan ini aku jadi inget waktu hubungan aku ama Denok lagi hot-hotnya… di ruangan ini pula pertama kali aku setubuhin tubuh montok Denok… setelah kena aku bo’ongin…aku inget itu setelah 2 minggu aku resmi macarin do’i…

“Beb… nonton VCD aja yuuk… aku baru dapet kiriman dari Anto’ temen aku yang di Amrik…” Setelah hampir 2 jam ngobrol berdua di ruang tamu.

“Ah elo, udah bosen ya ngobrol ama aku? ditonton di rumah kenapa..?” Sahut Denok sengit.

“Denok, karena aku pengin nonton berdua ama lu… aku rasa lu juga suka…”

“Iiih sok tau deeh… emang lu tau film kesukaan aku….? ayyooo deh sayyyaangg… gitu aja ngambek..” Denok bangkit dari duduknya sambil merapikan blouse dan roknya yang sempat aku bikin lecek saat session peluk, remas dan cium selama setengah jam…

Yang akhirnya bikin aku horny berat berkepanjangan… udah aku niatin bahwa malam ini, aku harus bisa meranjangkan Denok… bosen aja lebih sepuluh malem aku dibikin horny lewat peluk, cium dan remasan-remasan di ruang tamu rumahnya… nggak tuntas friend… kalo nggak nyokabnya lewat, si Sum sambil nyeletuk jorok…

“Oooh my God… lu tau aja Bon film kesukaan aku…” bisik Denok yang duduk di sebelah aku.. setelah seperempat jam film terputar…

“Itu salah satu bentuk perhatian aku ke orang yang aku sayang…” sahutku spontan… padahal sungguh mati tau juga enggak kalo Denok suka film-film yang agak jorok, seperti film VCD yang aku pinjem dari Tedjo temen aku.

“Cuma aku nggak tau kenapa lu suka dengan film begini Beb..?” tanya aku lembut.

“Karena aku kepengin jadi cewek dalam film itu..” jawab Denok dengan suara mendesah, aku menangkap nyala gairah dalam kerling matanya yang sekejap menyambar mata aku… aku tangkap isyarat itu… aku peluk tubuh Denok dengan lembut…”

Aku akan mewujudkan apa yang lu pingin…” Sahutan aku segera disambutnya dengan ciuman bibir yang hangat… bibir kami berpagutan dengan gairah yang mulai menggelegak, lidah dalam rongga mulut kami saling belit dengan liar… aku rasain desah nafas Denok mulai tak beraturan,

tangan aku mulai gerayangan masuk kebalik blouse Denok, tubuh sintal Denok menggeliat dan mendesah lirih ketika tangan aku mengelus kulit pinggangnya dan bergerak menggelitik punggungnya,

Kembali tubuh sintal ini menggeliat resah mendesak ketubuh aku disertai remasan gemas pada otot punggung aku… aku ngerasain kekenyalan payudara montok gadis berdarah Menado ini… sekali sentil lepaslah kaitan BH berukuran 36B di punggung Denok…

“Oooohhh… Boonnyy…” desahnya lirih dengan mata setengah terpejam

“Sayaangg…” sahut aku pendek

“Lu bandel…” katanya sambil merenggut T-shirt aku lepas dari tubuh… dan aku juga ngelakuin hal yang sama…. mata aku nanar ngeliat kemulusan tubuh atas Denok yang baru kali ini aku liat seutuhnya, payudaranya yang montok nampak mengkal mengeras dengan puting susu berwarna merah tua tampak mencuat ke depan… Gila bener aku ga’ sabar friend… aku sosot aja langsung puting susunya sebelah kiri….aku mainin lidah aku disitu.

“Ooooww.. my god… Bonnny lu emaaangg bandelll…” tubuhnya menggerinjal keras. posisi tubuh Denok kini duduk mengangkang di pangkuan aku, saling berhadapan… Tubuh indah Denok hanya terbalut CD mini berwarna hitam… ooo… friend tangan aku kaya nggak bosen ngeremesin payudara indah Denok yang sangat montok dan kenyal bak karet…

Aku yakin ekspresi wajah Denok menunjukkan rasa kenikmatan… dan aku juga yakin do’i pasti suka… sebaliknya dengan liar do’i membalas dengan ciuman-ciuman yang variatif pada leher dan muka aku… dada bidang aku tak lepas dari remasan atau lebih tepatnya cakaran jari jari lentik berkuku panjang itu.. nafas betinanya mendengus tak beraturan…

Tangan aku mulai merayap ke balik CD hitamnya dan aku remasi pantat besarnya yang terus di goser-goserkan ke tubuh aku… aku temuin lubang anusnya… sejenak aku elus-elus dan bergerak lagi sedikit aku ketemu sekumpulan rambut halus yang lumayan lebat… jari aku menerobos rerimbunan rambut kemaluan Denok… sampai aku temuin belahan bibir vaginanya… ternyata udah basah licin…jari aku bergerak menggelitik syaraf-syaraf perasa pada kulit bagian ini.

“Booonnny.!! terusin…!!! sayannnnggg aku pengin tuntasin hasrat ini…” suara Denok bergetaran parau merespon aksi jari aku di selangkangannya. Aku rebahin telentang tubuh Denok diatas sofa hitam Denok pasrah ketika CD hitamnya aku lepas, waoow..

Manakala sepasang kaki panjangnya direntang lebar… mempertontonkan bibir vagina yang merah basah dikelilingi rambut kemaluan yang rimbun terpotong rapi… tanpa banyak cincong kusosot pangkal selangkangan indah itu, aku mainin tarian lidah di antara bibir vagina yang beraroma khas…

“Sssss…hhhoooo..! ” pinggul besar itu bergerak gemulai menyesuaikan dengan tarian lidah aku, diiringi rintih dan desah yang menggambarkan kenikmatan birahi seorang wanita, lidah aku menari lincah membesut liar klitoris yang kian membesar dan mengeras…

Jari tengah aku menyelinap diantara bibir vagina dan langsung memasuki lorong berlendir licin… Denok mendesah panjang manakala jari tengahku yang panjang dengan nakalnya menggelitik dinding liang cintanya…. tangannya menggapai selangkanganku yang sudah menggembung, akibat desakan kemaluanku

“Booonnyy… aku pingin punya lu… iiihhh… keras banget… gede nggak Bonn…?” sambil ngoceh nggak jelas, Denok dengan cekatan berhasil menelanjangi aku, posisi kita menjadi 69, kembali aku dengar teriakan kagum dari Denok yang kini aku yakin sedang berhadapan dengan to’ol aku yang panjang maksimumnya 18cm dengan diameter 5.5cm.

“Gilaaaa… baru kali ini aku temuin musuh seseram ini… aku suka Bonnn…. aku nggak sabar pengin segera ngerasain, yang segede lu punya.. iiihh keras lagi” kata Denok dengan suara mendesis bernada kagum, ooow maak.! batang kemaluan aku dihajar bibir indah yang rada dower milik Denok, lidahnya dengan lincah menjelajahi area selangkangan aku,

Bahkan dubur aku nggak luput dari aksi lidahnya yang liar dan nakal… dalam posisi 69 ini, serangan balikku tak kalah galak… klitorisnya kukenyut-kenyut dan kuoles-oles lembut dengan sapuan lidahku… sementara jari tengahku menjelajahi liang becek menggelitik syaraf-syaraf birahi di seputar dinding liang sanggamanya…

“sssh.. sss ampuun Boonn…! ooowww aku nggak tahan… hh hh.. aku pengen… orgasme dengan si bongsor ini…” seru Denok dengan suara gemetaran, aku belum jawab, Denok sudah merubah posisi.. Do’i rebah telentang di sofa dengan sepasang kaki panjangnya terentang lebar, mempertontonkan anatomi rahasianya…

Sepasang bibir vagina yang merah basah menggembung gemuk, bergerak kembang kempis menanti mangsa, dikelilingi rambut-rambut halus yang lumayan lebat… matanya yang agak sipit menatap aku dengan tajam penuh ketidak sabaran…bibirnya yang dower seksi monyong-monyong seakan memprotes aku yang lelet..

“Booonn… hhh…hhh… ayo sayaaangg.. lu juga bakal aku kasih nikmatnya olah cinta aku… mmm…ooohh…” suaranya mendesah dan mendesis, sambil jari-jari tangan kirinya mengelusi kadang menjebirkan bibir vaginanya yang sedower bibir atasnya…

Dengan gaya yang sangat cool aku berlutut diantara pangkal pahanya… aku remas sepasang payudara montoknya dengan dua tangan… cewek Fak. Ekonomi setahun di bawah aku ini mengeram resah… hhmmm sepasang kaki panjangnya bergerak menjepit pinggangku ,

Sehingga bibir vaginanya yang licin menempel erat ke batang kemaluanku yang mengacung galak… kemudian dibesot-besotkannya belahan bibir vaginanya yang basah dengan liarnya… matanya tampak mengerinyit kesal.

“Bonny lu nakal banget siiih…” protesnya

“Aku suka ngeliat cewek yang nggak ketahanan nafsunya… bikin aku tambah terangsang..” sahut aku kalem, sambil mata aku menatap matanya penuh arti.. kepala batang kemaluan aku yang mirip topi baja itu aku oles-olesin di sepanjang belahan bibir vagina Denok sampai menyentuh klitorisnya yang mengintip malu-malu,

Disambut desah resah, pinggul montoknya yang terus bergerak, bergoyang dan menggeol gemulai oooh merangsang sekali, wajah gemasnya terpancar jelas lewat sinar matanya yang agak sipit… ekspresi bibir dowernya, kadang bibir bawahnya digigit, monyong-monyong atau meringis memperlihatkan giginya yang beradu dengan rahang mengeras… mmm…ssss kali ini aku yang nggak tahan melihat ekspresi wajah Denok yang sangat natural

Aku arahin ujung topibaja kemaluan aku ke pintu liang sanggama Denok… dan langsung aku ayun masuk, tubuh Denok menggerinjal.

“Akkhh..!” serunya tertahan, wajah Denok aku lihat meringis kesakitan dan mata sipitnya terbeliak menatap aku.

“Pelan-pelan sayaang… aku makin nggak sabar… ayo lagi..” desisnya penuh penasaran.. Aku ulangi langkah pertama tadi, dengan agak hati-hati… beberapa kali ujung topi baja kontol aku kepeleset ke samping atau kebawah..

Walaupun ludahku berhamburan di pintu liang sanggama untuk membantu melicinkan jalan masuk yang sempit… beberapa kali gagal membuat Denok tambah semangat… dikangkangkannya selebar mungkin pahany a dan kedua tangannya menahan kakinya…

“Yaaa….! tekaaannnn… hoo’o…ssss.. aahhh..! Boonny tahann…” dengan ekspresi yang sulit aku ceritain.. Denok memberi aba-aba… dan aku berhenti mendorong sementara topi baja itupun amblas..aku lihat nafas Denok tersengal sengal dengan keringat mulai berhamburan membasahi tubuh mulusnya…

“Dorooongg lagi… dengan lembut saayyyaangg….ooookkkhhh..!” kembali aku bergerak dan berhenti ketika aku lihat telapak tangan kanannya membuka lebar seperti memberi kode berhenti… setengah panjang batang kemaluanku kini amblas tertanam di pusat selangkangan Denok.

“Siapa takuut..?” bisik Denok… setelah beberapa saat tubuhnya tak bergerak bagaikan mati dengan nafas tersengal-sengal… matanya yang sipit menatap aku penuh tantangan… tiba-tiba aku rasain gerakan lembut seakan mengurut dan menarik batang kemaluan aku yang amblas di liang sanggama Denok… ternyata Denok menggunakan otot perutnya,

Membuka jalan masuk batang kemaluan aku ke dasar liang sanggamanya, aku sedikit bergetar dengan kenikmatan yang aku rasain dan akhirnya amblaslah hampir seluruh otot tegang di selangkangan aku tertelan liang cinta di pusat selangkangan Denok…

“Ayo jantan… berdansalah di atas tubuh aku..” bisik Denok sambil lidahnya yang runcing panjang menggapai daun telinga aku…dengan gerakan coba-coba kuayun lembut pinggul aku..keluar dan masuk… Denok mendesah dengan mata setengah terpejam.

“Nikmat Denok sayang..?”

“Bukan main… otot jantan lu memenuhi liang cinta aku, teruskan sayaang jangan ragu..”desah Denok dengan mata masih terpejam tampak menikmati, sambil menggerumasi rambut gondrong aku.

Tarian pinggul aku, disambut desah dan desis kenikmatan disertai remasan lembut jari-jari lentik Denok pada segenap otot punggung aku, dan aku nikmatin jepitan liang sanggama yang sempit. aku tambah power dalam ayunan pinggulku…disambut rintihan manja Denok dan jepitan itupun makin nikmat aku rasakan.

“Bonny…oohh… otot jantan lu menggelitik seluruh… syaraf liang cinta aku…” mendengar respon Denok dansa aku tambah ekspresif…

“Yaaahh..! Booonny… lu galak bangeeettt… aku sukaa sayaang… yaaa… terus.. Boonnn..!”suara Denok meninggi dan aku rasakan pinggulnya mulai bergoyang bertanda otot elastis liang sanggama Denok mulai bekerja… selanjutnya gerakan

tubuh kami yang menyatu semakin liar. Pinggul aku mengayun menghantar rajaman kejam kepala batang kemaluan ke dasar liang sanggama Denok, tanpa ampun… sementara tubuh sintal di bawah tubuh aku pun menunjukkan perlawanan gigihnya, pinggul bulatnya tak hentinya bergoyang dan menggeol gemulai mengcounter serangan aku,

Agaknya Denok mulai mengeluarkan jurus-jurus goyang pinggul simpanannya… dari yang rasanya kontol aku kaya dikemot-kemot mulut ompong sampe yang rasanya kontol aku dilipet-lipet didalam liang sanggamanya… pokoknya semuanya ampun deh nikmat bener…

Wajahnya kadang beringas menatap aku penuh dendam… kadang matanya menatap wajahku dan seolah mengatakan rasakan goyang pinggul aku..! kadang dengan mesra kecupan bibir dowernya menjelajahi leher dan dada aku… bahkan desahan panjang bernada putus asapun sempat keluar dari mulutnya.

“Lu… oohh… hh.. hh.. e… emang pejantan sejati Bonn… hh..uuhh…” rengek Denok menunjukkan kegeraman, mata sipitnya menatap mata aku dengan sinar mata gemas, menyusul meredanya goyang pinggul Denok yang bak pusaran angin puting beliung…

“Aku nikmatin keliaran lu sayaang…” aku perlambat ayunan pinggul gua…

“Aku yakin… lu bangsa pejantan yang tahan lama aku suka hh..hhh.. bikin aku nikmat dengan gaya yang lain Bonn…” desisnya dengan sinar mata sipitnya yang tajam, tubuh bahenol itu melepaskan diri dari himpitan aku…

Tubuh indah itu berdiri mengangkang menghadap TV monitor raksasa, kedua tangannya mencengkeram erat frame besi TV monitor tsb. setelah pantat bulat itu ditunggingkan. Bacaan sex top: Cerita Seks IGO Terupdate 2017 Belum Puas Puasnya

“C’moon honey, hajar aku dari belakang…” mata sipitnya melirik ke arah aku yang masih telentang di sofa sambil mengocok batang kemaluan aku sendiri agar terjaga kengacengannya, aku ngeliat bentuk shilhoutte tubuh Denok yang menggeol-geolkan pinggulnya di depan TV monitor yang sedang menyuguhkan gambar wajah 3 orang wanita yang sedang berebut sperma yang berhamburan dari sebatang kontol… Singkat kata denganpose itu Denok aku hajar habis-habisan, tubuhnya yang tergolong tinggi memungkinkan untuk itu, tubuhnya meliuk-liuk dengan erangan-erangan tak lagi ditahan.

“Booonnn…! Haaaa…rrgghh..! hhhhoooo… akuee..! saaaammmpeeee laaggiii… Aaaaarrrrggghh..!” Tubuh indah ini menggelejat hebat untuk ke 2 kalinya… tanpa berhenti aku hajar lebih gila lagi….nggak sampe 30 detik setelah orgasmenya yang ke tiga…

“Ooooohhh shiiit…! ammpppuuunn.. Boonn aku dapeeeeeett laggggghhhooooowww..!!!” kali ini kedua tangannya menggapai ke leher aku dan tubuhnya bergantung pada tubuh aku.. setelah tubuhnya berhenti menggelejat bak orang sekarat dengan suara seraknya melolong penuh kegemasan…

“Aku isep aja ya sayy… aku nyeraah deh… hhh.. hh” bisiknya lemah.. ditengah nafasnya yang belum beraturan… iiihh, pucet banget mukanya…apa boleh buat… malem itu peju aku berhamburan di wajah Denok….itupun tanpa sempet ngebersihin peju aku yang belepetan di wajahnya… langsung pules do’i ketiduran… ya uddeh.. aku cabut aja.

setelah aku selimutin tubuh bugil Denok cewek aku… Sambil siul-siul kecil aku turun tangga, busyeet di anak tangga ada onggokan pakaian dalem perempuan… seinget aku Denok aku telanjangin di ruang Home Theatre… sayup-sayup aku denger… busyet ga’ salah orang lagi ML… langsung aku ngendap-endap mencari sumber suara… untung tempat aku bediri agak gelap…naaahh… ketemu lu… whaaattt??? nyokapnya Denok… lagi disetubuhin laki-laki yang aku kenal karena beberapa kali ketemu di rumah ini…

“Aaaahh… Deeenn… tunggguu dooonngg..!” keluh Tante Ira dengan nada kecewa dan aku lihat laki-laki itu mencabut kontolnya dari memek Tante Ira dan semburatlah peju kental diatas perut Tante Ira banyak sekali… namun tanpa respon dari Tante Ira…

“Sooorry hh…hhh… sayaaanng Abang ngggak tahann…” kata Oom Den dengan nafas ngos-ngosan…

“Sorry…? uuuh sebel masak udah hampir seminggu aku nggak dapet juga… udah abang coli aja di rumah…uuuuh..!!” Tante Ira meninggalkan Oom Den yang bengong. Mata aku mengikuti langkah gemulai Tante Ira yang telanjang bulat memasuki kamar mandi …. alamak… tubuh wanita setengah baya itu ga’ kalah sama anak gadisnya….

Toketnya yang besar tampak mengkal dan masih kencang tegak, dan tubuhnyapun tampak masih singset tak berlemak…. kulihat oom Den menyusul ke kamar mandi yang memang tak terkunci… kesempatan buat aku merat keluar rumah. Udah deh sejak saat itu Denok bagaikan tersedot magnet, lengket ama aku terus. - Baca kisah ngentot bergambar terbaru sebelumnya yang tidak kalah seru dan dapat meningkatkan birahi mu yang berjudul Cerita Seks IGO Terupdate 2017 Diapain Aja Juga Enak. - Koleksi cerita sex, cerita dewasa terbaru, cerita ngentot, cerita mesum, cerita panas, cerita horny, cerita hot 2017


from Kumpulan Cerita Sex Dewasa, Tante Bispak Ngentot, ABG Ngeseks

GOYANGAN KIKI


Saat itu aku udah nikah dan bekerja di perusahaan swasta di Jakarta, kemudian pada suatu hari ada seorang wanita berwajah cantik dari kantor cabang yg di mutasi ke kantor pusat tempatku bekerja. Namanya Kiki, kulit putih bersih, tinggi badan 162cm, berdada montok. Aku suka curi-curi pandang untuk liat wajah cantiknya.

Mulanya aku aku ngga tau kalau dia bunting karena dia suka pakai pakaian yg longgar-longgar, eh setelah aku tau kalau dia bunting, aku malah jadi tambah kepengen deketin dia karena emang dari dulu aku suka banget liat wanita bunting
Setelah PDKT hampir sebulan, dan aku yakin benget kalau dia jg ada rasa, aku ajak Kiki makan siang di Ancol, padahal kantor tempat ku bekerja di daerah sudirman, hihihihi niat banget sob. Terus setelah aku parkirkan mobil di tempat yg strategis (pinggir pantai), mulai dech aku usaha. Aku mendekat ke Kiki, sambil ngobrol sana sini aku mulai memberanikan diri mengusap rambutnya, terus aku raba pelan lehernya, dia mulai memejamkan matanya dan aku pelan-pelan menyium pipinya, dia terkejut tp diam, kemudian aku terusin nyium bibirnya, terus mulai melumat lembut bibir tipisnya.
Mulanya Kiki tak merespon, aku rasa dia masih malu tp tak lama kemudian tangan Kiki mulai berani merengkuh leherku dan mulai membalas sambil mendesis.. ssshhhh!…. akhirnya kami pun ber french kiss, dan bibir kami berdua saling melumat mesra, nikmat banget rasanya sob… Hari itu kami hanya berciuman aja, karena masih saling sungkan hihihihi….
2 hari kemudian aku melihat Kiki sedang sedih, terus aku nanya “kenapa ki..?” terus dia jawab ada keluarganya yg sedang sakit dan di opname di rumah sakit tp dia belum sempat nengok karena suaminya sibuk terus dengan kerjaanya.
“Ya udah gimana kalau aku yg anter..?” tawarku
“Beneran mau nganterin aku…?”
“Iya… tp aku minta dibayar ya?”
“ichh, kok minta bayaran sih? mau dibayar berapa..?” katanya
“Bayar pakai bibir Kiki ya,…” dia senyum-senyum gitu dengernya.

Aku pergi sama Kiki pas jam makan siang
Singkat cerita setelah selesai besuk saudaranya yg sakit, kami meluncur tanpa tujuan, aku gelisah banget deg deg gan. terus aku nanya pelan ke Kiki,
“Hutangnya kapan di bayar?”
“Terserah kamu” jawabnya

“Enaknya dimana ya..” gumamku
“Terserah kamu aja” JawabnYa lagi.

Wah lampu udah hijau nich pikirku. Ya udah akau arahin aja mobilku ke daerah mt haryono menuju PN. Pas masuk ke pelataran PN, aku lihat muka dia keliatan resah banget, terus aku pegang tangannya dan aku berkata…
“Kalau Kiki ngga mau, kita pergi aja” Kiki diam hanya menggelengkan kepalanya dan ber kata…
“I’m ok”

Setelah memarkirkan mobil kami langsung masuk ke kamar. Aku langsung memeluknya dan dia pun membalas pelukanku, kemudian bibir kami saling berciuman, lumayan lama kami saling berciuman dengan posisi berdiri. Terus tanganku mulai merayap menelusuri tubuhnya mulai leher sampai ke punggungnya dan perlahan tanganku mulai meraba dan meremas toketnya, oghh padet banget, memang kalau wanita sedang bunting, toketnya padet dan montok banget.
Ciumanku udah mulai kuarahkan ke telinganya!! Aku jilat belakang telinganya Ochh! Achh terus sayang! aku cium lehernya, dan ayu semakin mendesah, terus dia mula mendesis keenakan…ssshhhhhhhh! ketika jariku udah mengenai putingnya! kakinya mulai lemas, aku langsung tahan tubuhnya supaya tdk jatuh.
Kemudian aku bawa Kiki ke tempat tidur dan aku rebahkan dia, dan mulai melucuti pakainya, Kiki sudah terlihat pasrah, mendesah dan mengerang tak karuan. Akhirnya Kiki tinggal BH dan celana dalam yg melekat di tubuhnya, wow pertunya seksi banget, buntingnya kira-kira sudah enam bulan. Aku ciumi perutnya yg bunting sambil tanganku meremas-remas toketnya dan sesekali memilin puting susunya.
Sensasinya Sob!!.. luar biasa. Terus aku mulai melepas BH nya, waow montok banget, dan aku mulai menjilati putingnya, udah tegang banget tandanya dia udah mulai terangsang. Tanganku mulai merayap ke celana dalamnya dan mengelus celana dalam luarnya dengan jari-jariku, ternya celana dalamnya sudah mulai basah oleh lendir kenikmatanya, Kikipun nafasnya mulai terengah-engah. Sambil lidahku masih menjilati puting susunya, tangan kananku udah berada di dalam celana dalamnya dan mulai mencari klit nya
Ogh..ogh..ogh.. desahnya semakin keras disaat aku mulai aktif memainkan memeknya, udah basah kuyub. terus kubuka celana dalamnya dan lidahku turun ke memeknya dan mulai menjila bibir memeknya, kemudian akhirnya aku menjilat bagian klit nya.. waahh harum beda banget, belum pernah aku menyium bau khas yg seperti ini, ada gurih-gurihnya lagiii…. lidahku terus menjilai memeknya sambil tanganku mengelus-elus perut buntingnya.
“Terus sayang… terusss ooooccchhhh….. sayaannnggg” desahnya, kemudian aku masukin jariku ke lubang memeknya.
“Oooccchhhh nikmat sayaannggg….” katanya

Aku terus jilatin klit nya sambil jariku ngocok keluar masuk memeknya dengan tempo pelan… karena aku takut nggangu kandunganya, terus yg ada malah si Kiki semakin merangsang dan kepalaku mulai diremas remas saking nikmatnya. Setelah beberapa saat, aku mulai merasa nafas Kiki tambah terengah-engah tak beraturan dan tubuhnya mulai mengejang serta cengkraman di memeknya semakin erat terus agak ku percepat.
Jari-jariku semakin cepat ngocok keluar masuk memeknya… dan akhirnya…
“Occhhhh ygg… aku mau nyampe…” bisiknya
“Teriak aja Kii, jangan di tahan suaranya, teriak yg kencang ngga usah malu… ngga bakal ada yg denger” kataku dan Kiki pun mulai berteriak kencang

“Ooooggghhhhh… aku mauuhh nyampeek sayaaannggggg….oouggghhhh….” akhiinya Kiki klimaks jg, tanganya semakin kencang meremas kepalaku. Aku tetap terus jilati memeknya, Aku hisap dan kutelan semua lendir kenikmatan dari memek Kiki
Terus kami berdua berpelukan dan ku icum bibirnya sambil ngelus-ngelus perut buntingnya, dan Kiki berbisik, “aku ciumi ya penismu..” ugghhhh aku langsung nelan ludah, “be my pleasure…” kataku. kemudian dia menyium kepala penisku sambil megang batang penisku, terus lidahnya mulai bermain di ujung penisku sambil tanganya mengocok pelan serta berputar-putar dari pangkal paha saampai ke leher penis ku, gilaakkk nikmat abisss, aku sampai mengerang keenakan….
Aku memegang kepalanya dan aku bilang..
“Sudah ya sayang mainin penisku, dari pada nanti keluar di mulutmu”
Dia menjawab…
“Biarin aja…. aku pengen ngerasain pejuh kamu..”
Wahh bikin aku tambah merangsang ngedengernya.
Akhirnya aku angkat jg kepalanya dan kulumat bibir tipisnya sambil aku raih tubuhnya dan aku bikin dia terlentang.
Terus aku ambil posisi diatasnya, dan mulai mengarahkan batang penisku ku lubang memeknya, dengan pelan aku masukan batang penisku ke memeknya, masih rapet nich… pikirku, padahal Kiki udah beranak satu, tp mungkin karena di cesar, jadi masih rapet. Seksi banget tubuh Kiki aku lihat dari atas dengan perut yg membusung seksi
Dengan sedikit usaha akhirnya aku berhasil menjebol lubang memeknya. Tanganya meluk erat punggungku,
“Ooocchhhh teruss sayangg… I’m yours..” kata Kiki
Batang penisku udah tenggelam semua di lubang memeknya, Ochh enak banget seperti ada yg mencengkram erat batang penisku, sampai aku merintih kenikmatan. Kukocok pelan naik turun kayak orang push up, nikmat tp karena agak susah terhalang oleh perutnya terus aku bisikin Kiki untuk ganti posisi supaya lebih leluasa. Aku angkat tubuh Kiki dan dia nersanadar di bagian kepala kasur dan di bawah pantatnya aku alasi bantal supaya lebih tinggi.
Sambil aku cium bibirnya, aku masukan lagi batang penisku ke lubang memeknya. Langsung Zleeeebbbb…
“Achh yg… pas banget posisinya” katanya
Aku jg merasa demikian karena sudah tak terhalang perutnya. Setelah batang penisku masuk semua aku diamkan beberapa detik,
“Terus ygg… kok berhneti…” katanya
“Aku mau menikmati dulu rasa ini Ki…” jawabku

Dan aku mulai menggerakan pinggul perlahan, maju mundur dengan tempo yg beraturan. Bibirku menghisap puting susunya dan tanganku meremas-remas toketnya dan mengelus-elus perut seksinya. Sob… view nya seksi banget. Lubang memeknya terasa mencengkram erat batang penisku. Gilaakkkk… nikmat banget, aku harus bisa ngatur nafasku untuk menjaga supaya aku ngga keluar dulu.
Dengan tempo yg beraturan, disertai rabaan, usapan, elusan dan ciuman-ciuman kecil dariku. Aura nafsu di antara kami semakin kuat, apalagi sesekali aku nyium ketiaknya yg bersih…
“achh…achh..achh geli sayang” katanya
Kemudian tubuh Kiki mulai mengejang dan tanganya semakin erat mencengkram lenganku tanda dia mau klimaks. Kupercepat kocokkanku, semakin cepat… aku jg mulai merasa udah dekat ujung…
“ouucchhhh…yggg…och..och…ochh… nikmaatttttt banget yggg….”
“Aku jg nikmaattt Kii…”

Waktu aku udah terasa mau keluar, aku langsung melumat bibirnya dan Kiki tambah keras mencengkramku.
“Oooogghhhhh yggg… aku mau nyampeeee…” kata Kiki
“Aku jg Kii…” kataku.

Akhirnya kami klimaks bersamaan, pejuhku membasahi memeknya… rasanya nikmat luar biasa sewaktu aku mencapai klimaks. Aku lumat dengan nafsunya bibir Kiki yg tipis seksi dan kupeluk Kiki dan ku cium perutnya. Terus Kiki berkata
“Sumpah yg, nikmat banget yg tadi”
“I know, aku jg merasa nikmat” kataku

Tak lama kemudian setelah kami puas berpelukan, kitapun mandi bareng. Kusabuni tubuhnya dengan lembut, dan daerah yg paling lama aku sabuni adalah perutnya. Kuelus lembut, dengan gerakan memutar, kanan kiri, aku sangat menikmat sensasinya.
“Kamu suka perutku ya…?”
“Iya Kii” jawabku polos ” Aku suka banget sama wanita bunting” bisikku lagi.
“Terus kalau aku udah melahirkan, kamu masih suka sama aku ngga? tanyanya

Aku hanya senyum tak menjawab dan sambil menyium bibirnya, kubasuh tubuhnya dan setelah itu kukeringkan dengan handuk, pakai baju dan aku ajak dia kembali ke kantor.
Ku itung-itung 4 kali aku ngesex sama kiki, sampai kandunganya berusia delapan bulan. Dan guess what setelah Kiki melahirkan, aku sama Kiki tak pernah ngesex lagi, tp hubungan kami tetap berjalan baik sampai saat ini.


from cerita sex

Cerita Seks IGO Terupdate 2017 Dinginnya Udara Puncak

Cerita Seks IGO Terupdate 2017 Dinginnya Udara Puncak - Bacaan Sex sebelumnya ialah Cerita Seks IGO Terupdate 2017 Belum Puas Puasnya Cerita Sex, Cerita Ngentot, Cerita Dewasa, Cerita Semi, Cerita Panas, Cerita Horny Cerita Sex, Cerita Ngentot, Cerita Dewasa, Cerita Semi, Cerita Panas, Cerita Horny Semua artikel dan gambar yang disajikan bersumber pada pencarian Google. Bacalah menggunakan perasaan agar ceritanya lebih bermakna. Gambar yang di tampilkan hanya ilustrasi saja agar pembaca bisa membayangan perempuan yang ada pada cerita sex bergambar di bawah ini. Aku dan istriku berlibur dan rencana kita menuju kepuncak, dan kami sudah janjian dengan temanku dan istrinya bertemu disana, aku dan istriku berangkat pagi sampai ke sana pukul 11 siang ternyata Erwin dan Amel sudah sampai duluan dan menungu kedatangan kami.

Cerita Dewasa IGO Terbaik 2017 Dinginnya Udara Puncak
Cerita, Seks, IGO, Terupdate, 2017, Dinginnya, Udara, Puncak, sex 2017, berceritasex.com, ceritasex2017, cerita sex Bertukar pasangan 2017, cerita Bertukar pasangan terbaru, cerita Bertukar pasangan ngentot, kumpulan cerita Bertukar pasangan ngentot, cerita hot ngentot, cerita nyata Bertukar pasangan ngentot, koleksi cerita Bertukar pasangan ngentot, kumpulan cerita ngentot terbaru

Bercerita Sex - Dengan memakai rok terusan berbelahan dada agak rendah tanpa lengan, Amel kelihatan begitu cantik, apalagi dengan rambut yang dipotong pendek sehingga menambah pesona dirinya, terlihat lehernya yang putih jenjang.
Koleksi Kisah Dewasa, Kisah Dewasa Terbaru, Kisah Dewasa Nyata, Kisah Dewasa 2017, Kisah Dewasa Hot, Kisah Dewasa Terbaik, Kisah Dewasa Nyata, Kisah Dewasa Terbaru
Setelah makan dan berbincang sebentar kami sepakat untuk menukar penumpang, Lily istriku ikut mobil Erwin begitu sebaliknya Amel ikut mobilku. Beriringan kami menuju ke Cipanas dengan mobil Erwin di depan.

Jalanan sudah mulai padat, sehingga kami mulai kehilangan pandangan atas mobil Erwin. Selama perjalanan menuju vila, tangan Amel mulai menggerayangi selangkanganku, sesekali kubalas dengan elusan di pahanya dengan menyingkap roknya ke atas paha.

45 menit kemudian sampailah kami di vila keluarga P.Gun, ternyata mobil Erwin belum kelihatan. Tempatnya cukup terpencil dan jauh dari keramaian, hanya hamparan kebun teh di sekelilingnya, tidak ada tetangga atau vila lain dalam radius ratusan meter.

Vila tersebut sangat besar dengan 5 kamar tidur dan kolam renang yang besar, bangunan untuk pengurus vila terletak jauh di belakang yang dihubungkan jalan setapak melewati taman.

Amel segera memberi instruksi ke pengurus rumah agar acara kami tidak terganggu, mengijinkan mereka pulang selama kami di sini, kecuali siang untuk membersihkan dan menyiapkan makan siang, jadi praktis vila tersebut tanpa pembantu yang mengganggu.

Kemudian Amel kembali ke teras depan dimana aku duduk sambil menikmati indahnya pemandangan dan sejuknya hawa pegunungan. Langsung saja dia duduk di pangkuanku.

Tanpa menunggu lebih lanjut, kupeluk tubuhnya dan kami berciuman di kursi teras depan diselingi angin sepoi daerah puncak yang dingin.

“Disini lah pertama kali aku melayani Erwin dan Papanya.” bisiknya sambil menjilati telingaku. Tapi aku tidak terlalu memperhatikan, tanganku segera menjelajah ke tubuhnya yang menantang, buah dada adalah sasaran pertamaku, masih terasa kenyal dan padat seperti yang kurasakan beberapa waktu yang lalu.

Kuremas dengan penuh nafsu pada kedua bukit di dadanya secara bergantian, sementara tanganku satunya membuka resluiting baju di belakang. Sekali terbuka maka rok terusan itu merosot turun hingga ke pinggang, dan tampaklah buah dadanya yang putih mulus dengan berbalut bra satin biru tua, sungguh kontras dengan kulitnya yang putih mulus, menambah sexy tubuhnya.

Ciumanku mulai mendarat di leher jenjangnya, tanganku tidak pernah lepas dari dada Amel. Dia hanya menggelinjang dan mendesah ketika lidahku menjelajahi lehernya, terus turun hingga bahu dan berputar di sekitar dada.

Dinginnya udara puncak tidak dapat mengusir panasnya birahi kami berdua. Amel menjambak mesra rambutku ketika putingnya kukeluarkan dari bra-nya dan kupermainkan dengan lidahku, sambil tanganku mulai menyelinap di balik roknya dan menjelajah di sekitar pangkal pahanya yang masih tertutup celana dalam halus. Terasa lembab dan basah di antara pahanya.

“Sshh.. agh..!” desahnya di dekat telingaku sambil sesekali mengulum daun telingaku, membuatku kegelian dalam kenikmatan. Akhirnya dengan sekali sentil di kaitan bra, maka terlepaslah bra dari tempat semestinya.

Kini terpampang tepat di wajahku kedua belahan buah dada yang putih montok dengan puting yang kemerahan, sungguh indah dan menantang untuk diremas dan dikulum. Maka segera kudaratkan bibirku di antara kedua bukit itu dan kembali lidahku menjelajahi kulit mulus itu terus mendaki ke puncak bukit.

Kuputar-putar jilatanku di sekitar putingnya sebentar, lalu kukulum putingnya dan kusedot dengan gigitan-gigitan ringan nan nakal. Amel makin menggelinjang, pantatnya mulai digoyang-goyangkan di pangkuanku, sehingga menekan dan menggesek-gesek kemaluanku yang sudah menegang. Tangan kiriku sudah masuk di balik celana dalamnya yang basah.

Mulanya satu jari masuk ke liang vaginanya, kemudian dengan dua jari kukocok vaginanya sambil kusedot kedua putingnya secara bergantian.

“Aaghh.. yess.. yaa.. truss.. sshh..!” desahnya makin kencang tidak perduli dengan suasana sekitar, bahwa kami masih di teras villa.

Goyangan pantatnya makin kencang seirama kocokan jariku di vaginanya. Kemudian dia berdiri, dengan sendirinya roknya merosot ke bawah, hingga tinggal celana dalam yang masih menempel, sekali tendang terlemparlah rok itu entah kemana.

“Nggak adil, aku sudah hampir telanjang horny tapi kamu masih lengkap.” katanya sambil melepas kaosku dan langsung jongkok di depanku.

Dibukanya celanaku dan dikeluarkannya alat kebanggaanku dari sarangnya.
“Aku rindu batang besar ini..!” katanya sebelum bibirnya mungilnya menyentuh ujung kejantananku yang menegang.

Ujung kejantananku sudah basah, lidah Amel menari-nari di lubangnya sambil tangannya mengocok batangnya.

Kepala kejantananku sudah berada dalam kuluman mulut manisnya, sementara tangannya menjelajah ke bawah ke kantong bola, dan tangan satunya memilin ringan putingku. Aku begitu terangsang dan kelojotan kenikmatan dibuatnya.

Kupegang kepalanya dan kugoyangkan pinggulku sehingga aku dapat mengocok mulutnya dengan kejantananku. Meskipun Amel tidak dapat mengakomodasi semua kejantananku yang 17 cm panjang dan 4 cm diameter, tapi dia cukup memberi rangsangan dengan menggoyang-goyangkan kepala saat kukocok mulutnya.

Amel seperti kewalahan menghadapi kocokanku di mulutnya. Kuangkat tubuhnya, kutarik celana dalamnya ke bawah hingga terlepas lalu kutelentangkan di meja teras tubuh telanjangnya.

Baru kali ini aku dapat melihat dengan jelas tubuh telanjang Amel, begitu putih mulus dan padat berisi, sungguh beruntung Erwin mendapatkan istri Amel dan sungguh beruntung aku dapat ikut menikmati tubuh indah dan seksinya.

Aku jongkok di antara pahanya, kucium aroma khas dari vaginanya yang sudah basah, kembali kumasukkan jariku ke liang vaginanya sambil kujilati klitorisnya yang merah mudah dan dikelilingi rambut halus tipis di sekelilingnya.

Amel menarik rambutku dan memaksanya untuk masuk lebih dalam lidahku ke vaginanya. Jilatan lidahku langsung menelusuri bibir vaginanya hingga akhirnya mengganti kocokan jari tangan dengan kocokan dan jilatan lidah di vagina basahnya. Amel kembali mendesah atau lebih tepatnya teriak histeris dalam gelombang kenikmatan.

Tidak mau ‘menyiksa’-nya lebih lanjut, maka aku berlutut dan mengatur posisiku di antara kakinya yang kurentangkan terbuka lebar. Karena aku masih ingat pada pertemuan terakhir, lubang vagina Amel terlalu sempit untuk ukuran kejantananku, hingga dia menjerit pada saat awalnya. Dengan perlahan kuusap-usapkan kepala kejantananku di bibir vaginanya.

Aku tidak mau terlalu bernafsu untuk segera memasukkan ke dalam, karena itu akan membuat dia kesakitan. Setelah kurasakan cukup, perlahan kudorong kejantananku masuk sedikit demi sedikit sambil menikmati expresi di wajah cantik Amel ketika menerima kejantananku di vaginanya yang sempit. Kulihat dia menggigit bibir bawahnya yang mungil dan tangannya meremas pinggiran meja.

Aku menghentikan sesaat doronganku untuk memberi dia kesempatan bernapas, kemudian kulanjutkan untuk membenamkan sisa dari batang kejantananku di vagina Amel. Setelah semua masuk, kudiamkan sejenak untuk kembali menikmati expresi wajah Amel yang memerah dalam kenikmatan.

“Sshh.., yess.., lakukan dengan pelan..!” katanya pelan bercampur desahan. Perlahan kutarik kejantananku keluar dan memasukkan lagi dengan pelan, semakin lama semakin cepat hingga aku dapat mulai melakukan kocokan-kocokan ke vaginanya.

“Yess.. ya.. ouugghh.. yess.. good.. I love it.. I like it.. I miss it..!” desahnya.

Tangan Amel sekarang meremas kedua buah dadanya sendiri yang dari tadi bergoyang-goyang mengikuti goyangan atas kocokanku. Dipilinnya sendiri kedua putingnya sambil tetap mendesah dan mengerang dalam kenikmatan birahi. Kunaikkan kedua kakinya ke pundakku, sesekali kujilat dan kukulum jari-jari kakinya sambil mengocok vaginanya,

Amel makin menggelinjang. “Ougghh.. sshhit.. aaku..” belum sempat dia menyelesaikan desahannya, kulihat tubuhnya menegang dan kurasakan denyutan dan remasan dari dinding vaginanya.

Kemudian tubuhnya terkulai lemas di atas meja teras, aku masih belum menyelesaikan hasratku, bahkan belum separuhnya terpenuhi.

“Udah Hen, istirahat dulu, aku udah keluar, enaak banget, lemes nih..!” katanya memelas padaku. Tidak kuperdulikan permintaannya, kocokanku makin kutingkatkan frekuensinya. Amel melotot padaku, tapi jadi tambah cantik dan lebih menggairahkan. Kemudian kutelungkupkan tubuhnya di atas meja dan kakinya berlutut di lantai, aku masih ingin menikmati anal sex padanya tapi belum kesampaian.

Kulakukan seperti yang dilakukan dengan suaminya di Singapore tempo hari, dimana dia mendapatkan double penetration denganku di vagina dan suaminya di anal. Kuusapkan kejantananku yang basah di analnya, tapi Amel menolak, dia membimbing kejantananku ke vaginanya. Maka tanpa menunggu lagi, kusodokkan kejantananku dengan keras ke vaginanya.

“Aauugghh.. yess..!” dia menjerit kaget, tapi terus berlanjut dengan kenikmatan.

Kupegangi pantatnya dan kutarik maju mundur seirama dengan kocokanku. Dengan posisi seperti doggie style, penetrasi kejantananku di vaginanya dapat masuk ke dalam dan kurasakan kepala kejantananku menyentuh seperti rahimnya.

Kocokanku semakin lama semakin keras menghantam dinding vaginanya, kuputar-putar pantatku untuk memberikan gairah erotik pada Amel. Kedua tangan Amel kupegang dan kutarik ke belakang, kini dia bergantung pada tangannya yang kupegangi.

Tidak lama kemudian kepalanya digoyang-goyangkan pertanda dia kembali mengalami orgasme hebat, tapi tetap aku tidak mau menghentikan kocokanku. Aku kembali duduk di kursi, Amel kutarik ke pangkuanku. Perlahan dia menurunkan pantatnya sehingga kejantananku melesak mulus masuk ke vaginanya.

Kini giliran dia ambil kendali. Amel mulai menggoyang goyangkan pantatnya, sehingga kejantananku terasa dipelintir di dalam vagina. Kusedot dan kupermainkan puting buah dadanya yang bergoyang-goyang di depan wajahku.

Amel kembali mengimbangi permainan ini dengan posisi seperti itu dia bebas berkreasi, baik bergoyang maupun turun naik, ganti aku yang dibuat kelojotan olehnya. Dari expresi wajahnya aku yakin dia sudah orgasme untuk kesekian kali dengan posisi seperti ini. Dia sungguh menikmati posisi seperti ini.

Aku sudah hampir sampai di puncak kenikmatan ketika tiba-tiba kudengar bunyi klakson mobil dari luar pagar, tentu saja mengganggu kenikmatan dan konsentrasi kami berdua.

“Sialan..!” gumanku karena puncak yang sudah hampir terengkuh buyar begitu saja. Amel hanya tertawa menggoda mendengar gerutuanku, tentu saja dia sudah mendapatkan puncak kenikmatan birahi beberapa kali sementara aku belum.

Dia segera turun dari pangkuanku. Dengan tetap telanjang kemudian lari menuju pintu pagar yang tinggi dan tertutup fiber, lalu membukanya. Masukklah mobil Mercy Erwin ke halaman vila. Setelah parkir di sebelah mobilku, Erwin dan Lily keluar dari mobil. Kulihat sepintas Lily menenteng celana dalam dan bra yang aku masih ingat tadi dipakainya sebelum berangkat.

“Apa yang telah mereka lakukan tadi..?” pikirku.

Belum sempat berpikir lebih lanjut, Erwin menyapaku duluan, “Wah wah wah.., rupanya kalian sudah mulai dan tak sabar menunggu kedatangan kita..?”

Amel sudah langsung menceburkan diri ke kolam renang di samping teras. Dengan telanjang tenang saja dia berenang. Aku tidak dapat mengikuti dia berenang karena memang aku tidak dapat berenang, tidak seperti istriku yang hampir tiap minggu berenang. Ketika Erwin dan Lily sampai di teras, kutarik lengan istriku, kupeluk dan kucium lehernya. Bau sperma masih menyengat dari wajahnya.

“Aku ingin menyelesaikan permainan yang kamu ganggu tadi.” kataku sambil meremas buah dadanya yang ternyata memang sudah tidak memakai bra.

“Tanya dulu sama dia, bukankah kita sudah sepakat..?” kata istriku menggoda sambil menoleh ke Erwin yang masih berdiri di belakangnya. Erwin hanya tersenyum, “Boleh.., tapi setelah aku selesai dengan dia.” jawabnya kalem, tapi tidak terlalu kuhiraukan.

Tanganku meremas pantatnya, kembali kurasakan kalau istriku sudah tidak memakai celana dalam di balik rok mininya, berarti Erwin sudah selesai dengan istriku, pikirku. Kembali aku mencium istriku, Erwin mendatangi istriku dari belakang, disibakkannya roknya ke atas hingga tampak pantat istriku yang telanjang.

Erwin mengeluarkan kejantanannya tanpa membuka celana dan bajunya, hanya membuka resluiting celana. Dia mengusap-usapkan kejantanannya di pantat istriku yang kemudian mencondongkan tubuh dan mengangkat kaki kanannya hingga memudahkan Erwin untuk memasukinya dari belakang dengan tanpa melepas ciumannya dariku.

Lily istriku sedikit tersentak dan mendongak ke atas pertanda Erwin sudah berhasil membenamkan kejantanannya ke vaginanya. Sambil tetap memeluk tubuhku, istriku menerima kocokan Erwin dari belakang, sementara Erwin memegang pinggul istriku untuk lebih menghunjamkan kejantanannya lebih dalam di vagina. Istriku mulai mendesah kenikmatan di telingaku saat menerima kocokan ganas dari Erwin. Sodokan dan hentakan Erwin dapat kurasakan dari pelukan istriku.

“Yeah.. uugghh.. yess..!” desah istriku makin keras di telingaku sambil tangannya mulai mengocok kejantananku yang masih basah dari sisa Amel.

Aku mengimbangi dengan remasan-remasan di dadanya dan jilatan di leher, kocokan tangannya semakin keras sekeras sodokan Erwin padanya.

Kulepas kaosnya dan rok mininya lewat atas, Erwin juga mengikuti melepas baju dan celananya hingga telanjang, karena dia juga sudah tidak bercelana dalam, maka itu dilakukan tanpa melepaskan kejantanannya dari vagina istriku.

Kini kami semua sudah telanjang bulat. Dan permainan diteruskan, kami main bertiga dengan Erwin sebagai leader karena dia sebagai ‘owner’ dari istriku saat ini dan aku adalah ‘guest of honornya’. Dan aku harus terima kenyataan ini karena saat ini sebenarnya ‘haknya’ Erwin atas istriku dan sebaliknya ‘hakku’ atas istrinya.

Sepintas kulihat Amel melihat permainan kami dari kolam renang, dia menikmati pertunjukan dimana suaminya sedang mengocok istriku di hadapanku. Tentu nanti akan terjadi sebaliknya, pikirku.

Lily membungkukkan badannya, kini kepalanya sejajar dengan kejantananku dan siap mengulumnya, ketika Erwin makin mempercepat tempo permainannya. Kami bergeser ke meja, istriku telentang di atas meja dan Erwin mengambil posisi di antara kakinya, aku mendekatkan kejantananku ke mulutnya yang segera disambutnya dengan kuluman ganas.

Dengan sekali sodok ke vagina, melesakklah kejantanan Erwin kembali ke vagina istriku, dan langsung memompa dengan cepat. Tangannya meremas-remas kedua buah dada istriku sambil memilin putingnya dengan ringan.

“Uugghh.. eemmpphh.. eerrhh..!” desahan istriku yang tertahan keluar di sela kulumannya. Ketika aku hampir memuncak, Erwin menarik kejantanannya dan menggeser ke posisiku untuk bertukar tempat, segera kami berganti posisi. Seperti halnya Erwin, dengan sekali sodokan keras kulesakkan kejantananku ke vagina istriku.

“Aauugg.. sshhitt..! Pelaan doong..!” teriak istriku sambil melepas kulumannya pada kejantanan Erwin. Aku lupa kalau kejantanan Erwin tidak sebesar punyaku, sehingga istriku terkaget menerima sodokan kasar itu.

Tapi tidak lama kemudian dia sudah dapat menguasai diri dan mengikuti irama kocokanku yang semakin cepat dan keras. Tidak lama kemudian Erwin menyemprotkan spermanya di mulut istriku, Lily seolah menikmati aroma rasa sperma dan menjilati sisa di kejantanan Erwin hingga bersih.

Tidak lama kemudian kocokanku makin keras dan tidak beraturan, dan menyemprotlah spermaku di vagina istriku bersamaan dengan dia mengalami orgasme. Aku segera menarik keluar dan menyodorkan ke mulutnya, kembali dia menjilati sisa sperma yang ada di kejantananku hingga bersih.

Kucium kening istriku dan kami bertiga menuju ke kolam renang untuk bergabung dengan Amel yang dari tadi menikmati pertunjukan threesome kami. Erwin, Amel dan Lily langsung menceburkan diri ke kolam, sementara aku hanya duduk di kursi samping kolam melihat mereka bertiga mandi telanjang.

Tidak lama kemudian kunikmati pertunjukan bagaimana Erwin menikmati istriku di kolam renang. Lily duduk di tepi kolam renang, sementara kepala Erwin sudah di antara kedua kakinya menikmati nikmatnya aroma vagina istriku.

Tanpa menghiraukan dinginnya udara sore, istriku lalu mencebur ke kolam, mereka langsung berciuman dalam air. Dari bayangan air yang tidak terlalu jelas, sepertinya Erwin menggendong istriku secara berhadapan dan kaki istriku menggapit pinggangnya.

Mereka kembali ‘in action’, Erwin mengocok istriku dari depan sambil menggendongnya, karena di air maka tubuh istriku dengan mudahnya di angkat naik turun hingga semua kejantanannya masuk ke vaginanya bercampur dengan air kolam.

Aku tidak dapat memperhatikan mereka lebih lanjut karena Amel sudah mendatangiku dan mulai menciumi punggungku. Kemudian aku terlalu sibuk menikmati Amel hingga tidak memperhatikan permainan mereka lebih lanjut.

Sebelum malam tiba kami telah menyelesaikan satu ronde di sekitar kolam renang, tapi aku masih penasaran karena belum merasakan kuluman Amel saat aku orgasme dan belum berhasil mendapatkan anal darinya.

Setelah makan malam, kami semua duduk di sofa ruang tengah sambil nonton VCD, pakaian yang kami kenakan hanya untuk sekedar mengusir dingin, tapi tetap membikin horny yang melihat, seminim mungkin pakaiannya, bila perlu tidak usah kalau tidak kedinginan. Istriku bercerita kenapa mereka terlambat datang. Dengan tenangnya dia duduk di samping Erwin, dia mulai bercerita.

“Kami sengaja jalan dulu ke Pasar Cipanas untuk mencari VCD porno di kaki lima pasar. Ketika menuju vila melewati jalanan setapak itu, kami menghentikan mobil di tepi jalanan yang sepi, karena jalan tersebut memang hanya menuju vila ini.

Mulanya kami berciuman saja dan saling meraba, tetapi keadaan bertambah panas, maka pindah ke jok belakang. Erwin kemudian menyingkap rokku dan melepas celana dalamku lalu diikuti dengan melepas bra.

Di jok belakang kami berciuman sambil tangan Erwin mengocok vaginaku hingga basah, lalu Erwin jongkok di depanku dan mengeluarkan kejantanannya. Ternyata dia sudah tidak memakai celana dalam, dengan mengangkat kakiku di pundaknya, dia memasukkan kejantanannya yang sudah mengeras ke vaginaku dan mulai mengocok dan menyodok.

Mobil terasa bergoyang-goyang mengiikuti irama goyangan Erwin. Kemudian Erwin duduk di jok dan aku di pangkuannya, sekarang aku yang menggoyang-goyang di pangkuan Erwin dan mobil kembali bergoyang.

Tidak lama kemudian Erwin menyemprotkan spermanya ke vaginaku, dan segera aku turun dari pangkuannya, kemudian kukulum kejantanannya hingga sisa sperma yang ada tak berbekas lagi karena sebagian sudah masuk ke mulut dan sebagian lagi di sapukan ke muka, leher dan dadaku. Makanya kami datang terlambat dan tubuhku tercium aroma sperma.” cerita Lily pada kami.

Selama dua hari menginap kami berempat melakukan pesta sex hingga kepulangan balik ke Jakarta. Banyak kombinasi sex dan variasi yang kami lakukan, meskipun Amel seorang bi-sex, tapi karena istriku straight, maka kami tidak dapat menikmati permainan lesbi show. Variasi aku bermain dengan Amel dan Istriku, sementara Erwin hanya melihat sambil memegangi sendiri kejantanannya yang akhirnya dikeluarkan di mulut salah satu Amel atau istriku, begitu sebaliknya.

Dan juga bagaimana kami berdua, aku dan Erwin, secara bergantian mengeroyok Amel kemudian ganti mengeroyok istriku. Atau di ranjang yang sama kami main dengan pasangan masing-masing (bukan istri), kemudian berganti ke istri masing-masing tiap 5 menit dan kembali lagi ke pasangannya, yang keluar duluan jadi pononton. Atau siapa saja boleh melakukan terhadap istri/suami siapa saja dimana saja kapan saja asal dia mau.

Sepertinya kami berada di surga dunia, yang hanya berhenti bermain sex apabila saatnya makan tiba. Banyak yang kami lakukan bersama-sama, baik di ranjang, ruang tamu, kolam renang, taman, sambil makan atau bahkan di mobil.

Tapi dari semua itu yang paling berkesan adalah ketika kami bermain sex dengan istri masing-masing di ruang tamu. Aku lagi mengocok istriku dengan doggie style di kursi sementara Amel duduk di pangkuan Erwin dengan posisi membelakangi suaminya di kursi sofa yang sama.

Ternyata mereka melakukan anal. Sambil mengocok istriku dari belakang, kuremas-remas buah dada Amel. Kulihat Amel menggosok-gosok klitorisnya dengan jari tangannya ketika menggoyang kejantanan Erwin yang tertanam di anusnya.

Beberapa saat kemudian kukeluarkan kejantananku dari vagina istriku, kudekati Amel dari depan dan kucium bibirnya. Dia mengocok kejantananku dengan tangannya sambil tetap bergoyang di atas pangkuan suaminya, kemudian kudekatkan kejantananku ke tubuhnya, kuusapkan ke daerah sekitar vagina, dia menghentikan gerakannya. Bacaan sex top: Cerita Seks IGO Terupdate 2017 Diapain Aja Juga Enak

Perlahan kudorong masuk kejantananku ke vaginanya yang terasa begitu sempit karena dinding vaginanya terdorong oleh kejantanan Erwin dari anus. Kuangkat kaki kanannya untuk memudahkan menembus vaginanya. Liang Vagina Amel jadi begitu sempit, dengan kesabaran dan pelan-pelan akhirnya aku dapat membenamkan seluruh kejantananku di vagina Amel.

Kini dia menerima dua kejantanan di kedua lubangnya. Terlalu sulit bagi Amel maupun suaminya untuk bergoyang, maka aku lah yang mendapat kewajiban mengocok vaginanya. Dengan satu goyangan dariku, baik Erwin maupun istrinya merasakan sensasi yang luar biasa.

Kurasakan ganjalan kejantanan Erwin di dinding vagina istrinya saat aku mengocok keluar masuk. Sementara istriku mendekat ke arah Erwin dan mereka berciuman ketika aku mengocok vagina istrinya.

Tidak lama kemudian kurasakan denyutan pada dinding vagina Amel diikuti erangan keras dari suaminya. Ternyata Erwin menyemprotkan spemanya di anus istrinya, kuteruskan kocokanku.

Sebenarnya aku berniat untuk mengganti posisi Erwin di anus Amel, tapi dia tidak mengijinkan. Setelah Erwin mengeluarkan kejantanannya dari anus istrinya, maka aku pun mengeluarkan dari vaginanya dan kembali berpaling ke istriku yang dari tadi memperhatikan aksi kami.

Setelah cukup lama aku mengocok istriku dengan berbagai posisi dan disaksikan suami istri Erwin-Amel, akhirnya aku mengalami orgasme. Kusodorkan kejantananku yang baru menyemprotkan sperma di vagina istriku ke mulut Amel yang lagi duduk di sebelah suaminya. Tanpa ragu disambutnya dengan penuh hasrat. Itulah variasi yang paling berkesan.

Kami memang sering melakukan acara seperti ini, terutama dengan pasangan yang usianya sebaya dengan kami. Just for fun dan sekedar mencari variasi dari pada selingkuh di belakang pasangan kami masing-masing. Lebih baik selingkuh ‘resmi’ seperti ini, paling tidak itu lah pemikiran kami saat ini, dan kami yakin banyak yang tidak setuju maupun yang setuju. - Baca kisah ngentot bergambar terbaru sebelumnya yang tidak kalah seru dan dapat meningkatkan birahi mu yang berjudul Cerita Seks Terupdate 2017 Perkosaan Pengobat Rindu. - Koleksi cerita sex, cerita dewasa terbaru, cerita ngentot, cerita mesum, cerita panas, cerita horny, cerita hot 2017


from Kumpulan Cerita Sex Dewasa, Tante Bispak Ngentot, ABG Ngeseks

APARTEMENTKU


Pada waktu aku telah menyelesaikan, karena letak kantorku yang amat sangat jauh dengan rumah. Aku memutuskan untuk mengontrak Apartemen di daerah Kuningan sehingga jika ke kantor tidak terlalu jauh.
Namaku Bramanto. Sekarang saya berkerja di salah satu perusahaan telekomunikasi di daerah kuningan Jakarta. Dulu aku tinggal bersama kedua orang tuaku di sebuah kompleks tentara yang amat membosankan sehingga aku memutuskan untuk mandiri dengan menghuni apartemen milik dari saudaraku yang baru menikah sehingga dia di boyong oleh suaminya ke Surabaya.
Hari pertama aku menghuni aku lapor dengan Ketua Perhimpunan Pengurus Apartemen dimana aku tinggal beliau kebetulan tinggal di lantai 12 sedangkan aku di lantai 11. Setelah melapor aku dimohon bantuannya untuk menjaga kebetulan adik perempuan beliau tinggal di sebelahku yaitu Tante Vivi. Hari kedua aku mencoba untuk berkenalan dengan Tante Vivi, ternyata beliau tidak terlalu tua, kelihatannya sekitar 38 – 40 tahunan. 
Orangnya ramah dan baik sekali. Yang aku heran sampai umur segitu beliau belum menikah, mungkin punya masalah dengan karir karena aku melihat mobilnya ada dua yaitu Toyota Alphard dan Toyota Camry.
Tante Vivi begitu aku memanggilnya memiliki 2 pembantu dan seorang sopir yang telaj melayani beliau selama 3 tahun di Apartemen itu.
Berikut adalah pengalamanku diwaktu tidak terduga dimana aku dititipkan kunci Apartemen oleh beliau karena semua pembantu dan sopirnya cuti lebaran, sehingga beliau tingal di rumah kakaknya di lantai 12,
Sekedar gambaran, Tante Vivi mempunyai tinggi badan sekitar 165 cm, mempunyai pinggul yang besar, buah pantat yang bulat, pinggang yang ramping, dan perut yang agak rata (ini dikarenakan senam aerobic, fitness, dan renang yang diikutinya secara berkala), dengan didukung oleh buah dada yang besar dan bulat (belakangan saya baru tahu bahwa Tante Vivi memakai Bra ukuran 36B untuk menutupinya). Dengan wajah yang seksi menantang dan warna kulit yang putih bersih, wajarlah jika Tante Vivi menjadi impian banyak lelaki baik-baik maupun lelaki hidung belang.
Hingga pada suatu sore, saat saya pulang kerja saya mendengar ada ketukan pintu di apartemenku , kemudian saya intip dari lubang pintu ternyata Tante Vivi.
“eh ya ada apa tante” kataku sambil membuka pintu.
“Ngga Bram ada surat atau tagihan kartu kreditku ngga dari Front Office depan?” jawan tante Vivi.
“Sepertinya ngga ada tante” jawabku
“Eh aku numpang ke kamar mandimu ya” sambil meringis, mungkin dia udah kebelet pips he he he.
“silahkan tan tapi kamar mandinya ngga sebersih punya tante lho maklum bujangan” kataku sambil tertawa.
” Ngga apa apa” jawabnya.

baru aku sadar bahwa si tante vivi memakai baju training tipis mungkin baru lari atau fitness di lantai 2.
“Abis lari ya tan” tanyaku
“Iya tapi nyari kamar mandi susah mana liftnya lama lagi” ujar tante vivi sambil ngeloyor ke kamar mandiku.

Sambil jalan ke dapur aku berfikir kok kayaknya ada yang salah ya dengan membiarkan si tante ke kamar mandi tapi apa ya?. Ya ampun tadi khan aku lagi nonton BF di laptop memang kebetulan mau coli sih maklum belum ada pasangan/pacar. Wah mati gue ketahuan dah sama tante vivi. Ah bodoamatbodo amat kaya dia ngga pernah muda aja.
Begitu keluar dari kamar mandi si tante senyum-senyum, wah malu deh aku.
“Hayo kamu tadi lagi ngapain Bram? tanya si tante.
“Ngga ngapa-ngapain kok tan” jawabku sambil menunduk kebawah, Malu cing.
Dan tanpa saya sadari tiba-tiba dia mencekal tangan saya.
“Bram..” katanya tiba-tiba dan terlihat agak sedikit ragu-ragu.
“Ya Tante..?” Jawab saya.
“Eee.. nggak jadi deh..” Jawabnya ragu-ragu.
“Ada yang bisa saya bantu, Tante..? Tanya saya agak bingung karena melihat keragu-raguannya.
“Eee.. nggak kok. Tante cuma mau nanya..” jawabnya dengan ragu-ragu lagi.
“Kamu sering ya nonton film itu di kamar mandi..?” tanya dia.
“Iya sih tan. Maklum tan belum punya pasangan..?” jawab ku terpaksa.
“Terus pake sabun ya ? he he he kata tante vivi sambil tertawa
“Iya tan, udah ah aku tengsin nih malu ditanya terus” Tegasku sambil ngomel.
“Jangan marah dong , biasa lagi bujangan yang penting jangan main pelacur, jorok nanti kena penyakit” jawab tante vivi.

“Eee.. mau dibantuin Tante nggak..? sambungnya
“Maksud tante? Tanya ku wah ibarat ada lanjutan dari film ku tadi nih. Kayaknya si tante horni abis.
” Iya kamu nonton bareng tante khan biar ngga malu lagi” sambil melayang tangan tante vivi ke selangkangan ku.

“sana ambil laptop mu”
asik banget dah pikirku tanpa tendeng aling-aling aku berlari kekamar madi dan membawa keluar laptop itu.

Kemudian aku setel lebih dulu film yang tadi saya tonton dan belum habis. Beberapa menit kemudian Tante vivi duduk disebelahku sambil membawa teh panas dengan wangi tubuh yang segar. 

Saya selidiki tiap sudut tubuhnya yang masih terbalut baju training dan kemudian beliau melepas atasannya sehingga terlihat tanktop tipis biru muda yang agak menerawang tersebut, sehingga dengan leluasa mata saya melihat puncak buah dadanya karena dia tidak memakai Bra. Tanpa kusadari, di antara degupan jantungku yang terasa mulai keras dan kencang, kejantananku juga sudah mulai menegang. Dengan santai dia duduk tepat di sebelahku, dan ikut menonton film BF yang sedang berlangsung.

“Cakep-cakep juga yang main..” akhirnya dia memberi komentarnya.
“Dari kapan Bram mulai nonton film beginian..? tanyanya.
“Udah dari dulu Tante..” kataku.
“Mainnya juga bagus dan tidak kasar. Bram udah tahu rasanya belum..? tanya dia lagi.
“Ya sempet sih tan waktu di rumah sakit sama suster”
“wah enak dong lagi sakit di servis suster”

“Iya tapi udah lama tan udah lupa rasanya, tapi kata temen-temen sih enak. Emang kenapa Tante, mau ngajarin saya yah? Kalau iya boleh juga sih”, kataku.
“Ah Bram ini kok jadi nakal yah sekarang”, katanya sambil mencubit lenganku.
“Tapi bolehlah nanti Tante ajarin biar kamu tahu rasanya”, tambahnya dengan sambil melirik ke arahku dengan agak menantang.

Tidak lama berselang, tiba-tiba Tante Vivi menyenderkan kepalanya ke bahuku. Seketika itu pula aku langsung membara. Tapi aku hanya bisa pasrah saja oleh perlakuannya. Sebentar kemudian tangan Tante Vivi sudah mulai mengusap-ngusap daerah tubuhku sekitar dada dan perut . Rangsangan yang ditimbulkan dari usapannya cukup membuat aku nervous karena itu adalah kali pertama aku diperlakukan oleh seorang wanita yang usianya diatasku. Kejantananku sudah mulai semakin berdenyut-denyut siap bertempur.
Kemudian Tante Vivi mulai menciumi leherku, lalu turun ke bawah sampai dadaku. Sampai di daerah dada, dia menjilat-jilat ujung dadaku, secara bergantian kanan dan kiri. Tangan kanan Tante Vivi juga sudah mulai masuk ke dalam celanaku, dan mulai mengusap-usap kejantananku.

Karena dalam keadaan yang sudah sangat terangsang, aku mulai memberanikan diri untuk meraba celana yang dia pakai. Aku remas payudaranya dari luar tanktop, dan aku remas-remas, terkadang aku juga mengusap ujung-ujung tersebut dengan ujung jariku. “Ssshh.. ya situ Bram..” katanya setengah berbisik. “Ssshh.. oohh..”
Tiba-tiba dia memaksa lepas celana pendekku, dan diusapnya kejantananku. Akhirnya bibir kami saling berpagutan dengan penuh nafsu yang sangat membara. Dan dia mulai menjulur-julurkan lidahnya di dalam mulutku. Sambil berciuman tanganku mulai bergerilya melalui celana trainingnya yang aku pelorotkan ke bawah sampai pada permukaan celana dalamnya, yang rupanya sudah mulai menghangat dan agak lembab. Aku melepaskan celana dalam Tante Vivi.

Satu persatu kami membuka baju, sehingga kami berdua menjadi telanjang bulat. Kutempelkan jariku di ujung atas permukaan kemaluannya. Dia kelihatan agak kaget ketika merasakan jariku bermain di daerah seputar klitorisnya. Lama kelamaan Aku masukkan satu jariku, lalu jari kedua. “Aaahh.. sshh.. oohh.. terus Bram.. terus..” bisik Tante Vivi.
Ketika jariku terasa mengenai akhir lubangnya, tubuhnya terlihat agak bergetar. “Ya.. terus Bram.. terus.. aahh.. sshh.. oohh.. aahh.. terus.. sebentar lagi.. teruuss.. oohh.. aahh.. aarrgghh..” kata Tante Vivi.

Seketika itu pula dia memeluk tubuhku dengan sangat erat sambil menciumku dengan penuh nafsu. Aku merasakan bahwa tubuhnya agak bergetar (yang kemudian baru aku tahu bahwa dia sedang mengalami orgasme). Beberapa saat tubuhnya mengejang-ngejang menggelepar dengan hebatnya. Yang diakhiri dengan terkulainya tubuh Tante Vivi yang terlihat sangat lemas di sofa.
“Saya kapan Tante, kan saya belum..?” Rujukku.
“Nanti dulu yah sayang, sebentar.. beri Tante waktu untuk istirahat sebentar aja”, kata Tante Vivi.

Tapi karena sudah sangat terangsang, kuusap-usap bibir kemaluannya sampai mengenai klitorisnya, aku dekati payudaranya yang menantang itu sambil kujilati ujungnya, sesekali kuremas payudara yang satunya. Sehingga rupanya Tante Vivi juga tidak tahan menerima paksaan rangsangan-rangsangan yang kulakukan terhadapnya. Sehingga sesekali terdengar suara erangan dan desisan dari mulutnya yang seksi. Aku usap-usapkan kejantananku yang sudah sangat amat tegang di bibir kemaluannya sebelah atas. Sehingga kemudian dengan terpaksa dia membimbing batang kemaluanku menuju lubang kemaluannya. Pelan-pelan saya dorong kejantananku agar masuk semua.

Kepala kejantananku mulai menyentuh bibir kewanitaan Tante Vivi. “Ssshh..” rasanya benar-benar tidak bisa kubayangkan sebelumnya. Lalu Tante Vivi mulai menyuruhku untuk memasukan kejantananku ke liang kewanitaannya lebih dalam dan pelan-pelan. “Aaahh..” baru masuk kepalanya saja aku sudah tidak tahan, lalu Tante Vivi mulai menarik pantatku ke bawah, supaya batang kejantananku yang perkasa ini bisa masuk lebih dalam. Bagian dalam kewanitaannya sudah terasa agak licin dan basah, tapi masih agak seret, mungkin karena sudah lama tidak dipergunakan. Namun Tante Vivi tetap memaksakannya masuk. “Aaagghh..Bram ” rasanya memang benar-benar luar biasa walaupun kejantananku agak sedikit terasa ngilu, tapi nikmatnya luar biasa. Lalu terdengar suara erangan Tante Vivi.
Lalu Tante Vivi mulai menyuruhku untuk menggerakkan kemaluanku di dalam kewanitaannya, yang membuatku semakin gila. Ia sendiri pun mengerang-ngerang dan mendesah tak karuan. 
Beberapa menit kami begitu hingga suatu saat, seperti ada sesuatu yang membuat liang kewanitaannya bertambah licin, dan makin lama Tante Vivi terlihat seperti sedang menahan sesuatu yang membuat dia berteriak dan mengerang dengan sejadi-jadinya karena tidak kuasa menahannya. 
Dan tiba-tiba kemaluanku terasa seperti disedot oleh liang kewanitaan Tante Vivi, yang tiba-tiba dinding-dinding kewanitaannya terasa seperti menjepit dengan kuat sekali. Aduuh.. kalau begini aku makin tidak tahan dan.. “Aaarrgghh.. sayaang.. Tante keluar lagii..” jeritnya dengan keras, dan makin basahlah di dalam kewanitaan Tante Vivi, tubuhnya mengejang kuat seperti kesetrum, ia benar-benar menggelinjang hebat, membuat gerakannya semakin tak karuan. Dan akhirnya Tante Vivi terkulai lemas, tapi kejantananku masih tetap tertancap dengan mantap.
Aku mencoba membuatnya terangsang kembali karena aku belum apa-apa. Tangan kananku meremas payudaranya yang sebelah kanan, sambil sesekali kupilin-pilin ujungnya dan kuusap-usap dengan ujung jari telunjukku. Sedang payudara kirinya kuhisap sambil menyapu ujungnya dengan lidahku.
“Ssshh.. shh..” desahan Tante Titik sudah mulai terdengar lagi. Aku memintanya untuk berganti posisi dengan doggy style. Aku mencoba untuk menusukkan kejantananku ke dalam liang kewanitaannya, pelan tapi pasti. Kepala Tante Vivi agak menengok ke belakang dan matanya melihat mataku dengan sayu, sambil dia gigit bibir bawahnya untuk menahan rasa sakit yang timbul. 
Sedikit demi sedikit aku coba untuk menekannya lebih dalam. Kejantananku terlihat sudah tertelan semuanya di dalam kewanitaan Tante Vivi, lalu aku mulai menggerakkan kejantananku perlahan-lahan sambil menggenggam buah pantatnya yang bulat. Dengan gaya seperti ini, desahan dan erangannya lebih keras, tidak seperti gaya konvensional yang tadi.
Aku terus menggerakkan pinggulku dengan tangan kananku yang kini meremas payudaranya, sedangkan tangan kiri kupergunakan untuk menarik rambutnya agar terlihat lebih merangsang dan seksi. “Ssshh.. aarrgghh.. oohh.. terus Bram.. terus.. aarrgghh.. oohh..” Tante Vivi terus mengerang.
Beberapa menit berlalu, kemudian Tante Vivi merasa akan orgasme lagi sambil mengerang dengan sangat keras sehingga tubuhnya mengejang-ngejang dengan sangat hebat, dan tangannya mengenggam bantalan sofa dengan sangat erat. 

Beberapa detik kemudian bagian depan tubuhnya jatuh terkulai lemas menempel pada sofa itu sambil lututnya terus menyangga pantatnya agar tetap di atas. Dan aku merasa kejantananku mulai berdenyut-denyut dan aku memberitahukan hal tersebut padanya, tapi dia tidak menjawab sepatah kata pun. 

Yang keluar dari mulutnya hanya desahan dan erangan kecil, sehingga aku tidak berhenti menggerakkan pinggulku terus.
Aku merasakan tubuhku agak mengejang seperti ada sesuatu yang tertahan, sepertinya semua tulang-tulangku akan lepas dari tubuhku, tanganku menggenggam buah pantat Tante Vivi dengan erat, yang kemudian diikuti oleh keluarnya cairan maniku di dalam liang kewanitaan Tante Vivi. Tubuhku terasa sangat lemas sekali. Setelah kami berdua merasa agak tenang, aku melepaskan kejantananku dari liang nikmat milik Tante Vivi.

Dengan raca kecapaian yang luar biasa Tante Vivi membalikkan tubuhnya dan duduk di sampingku sambil menatap tajam mataku dengan mulut yang agak terbuka, sambil tangan kanannya menutupi permukaan kemaluannya.
“Wah kok ngga ditarik sih Bram, nanti aku hamil lho..? tanyanya dengan suara yang agak bergetar.
“Maaf tan aku lupa abis keenakan sih” jawabku
“Ya sudahlah.. tapi lain kali kalau sudah kerasa kayak tadi itu langsung buru-buru dicabut dan dikeluarkan di luar ya..?” katanya menenangkan diriku yang terlihat takut.
“I.. iiya Tante..” jawabku sambil menunduk.
“Ya santai aja aku sebenarnya udah minum pil kok Bram” jawab Tante Vivi.

Wah rupanya nih tante udah pengalaman dalam hal beginian, tapi ngga apa-apa dah gua belagak culun aja.
Kemudian kami berpelukan di sofa, dan melakukan perbuatan itu sekali lagi di kamar mandi.


from cerita sex indonesia
Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

Cari Blog Ini

Halaman