• home
Home » » Cerita Eksibisionis Nia Mamaku Hamil : 17 Tempat Yang Aman Part 3

Cerita Eksibisionis Nia Mamaku Hamil : 17 Tempat Yang Aman Part 3

"Bagus haris, segeralah kamu ceraikan istrimu itu. Dengan begitu, saya akan langsung memilikinya” pak arso tersenyum puas di dalam ruangannya setelah menguping pembicaraan haris

Hanya saja, pak arso tidak tahu kalau nia sudah tidak lagi berada di tempat kosnya. Begitu juga dengan pak broto di rumahnya yang sedang duduk tertidur lelap, ia lengah karena terlalu lelah usai bersetubuh dengan nia kemarin malam bersama pak arso, sehingga tidak mengetahui kalau wanita itu sudah angkat kaki dari tempat kos miliknya. Andai ke jdua lelaki itu sudah menyadari, mereka tidak akan tinggal diam.

###########

“Uhh mama, mama seksi banget sihhh.... jodi jadi kepengen ngentot sama mama nih mah....” jodi berbicara pelan sendiri di kamarnya sambil fokus memandang laptopnya.

Jodi sedang sibuk di kamarnya setelah bayu turun ke bawah mencari sang mama yang tidak ia lihat sejak berada di kamar sepupunya. Di kamarnya, jodi sedang melihat satu per satu foto mamanya ketika tidak sedang mengenakan hijab.

Sementara di lantai bawah bayu terkejut ketika melihat tante mira tidak mengenakan hijab dan pakaian gamis yang menutup seluruh tubuhnya. Malahan, sekarang tantenya hanya mengenakan daster kuning bermotif kembang dengan belahan dada yang terpampang jelas di mata anak itu. Menyaksikan pemandangan tersebut, Bayu tidak sangka tantenya lebih seksi ketimbang sang mama. Menurutnya pula, ukuran buah dada tantenya lebih besar dari pada mamanya.

“Bayu, kok kamu kelihatan bingung, nyari mama ya? Mamanya ada tuh di kamar tante” ucap tante mira melihat bayu tampak bingung.

“Ohhh.. di kamar tante” sahut bayu kepada tantenya

“Iyaa..., yuukk bareng sama tante ke kamar ngelihat mama” jawab tante mira

Bayu berjalan bersama tante mira ke kamar melihat sang mama yang berada di sana. Selagi berjalan, bayu sesekali memperhatikan lekak-lekuk tubuh tantenya yang amat terawat. Jenjang kaki putih, lengannya sintal, padat dan berisi. Lelaki mana yang tak tergoda dengan tantenya, beruntung sang tante sudah mengenakan hijab bila berada di luar rumah, tanpa perlu khawatir lagi digoda oleh kaum adam yang tak bertanggung jawab.

“Tuh mamanya tuh lagi istirahat di kasur” tante mira menunjukkan ke bayu bahwa mamanya sedang duduk bersandar di atas ranjang.

“Eh iya tuh, mamaaaaa......” panggil bayu berjalan memeluk sang mama

“ehhh kamuu deee....ada apa?” nia beranjak berdiri turun dari ranjang menyambut rangkulan sang putra.

Bayu memeluk sang mama yang berdiri dihadapannya. Cukup terkejut sebetulnya anak itu. Kini sang mama sama halnya dengan tante mira di kamar, hanya mengenakan daster yang tingginya sepangkal paha. Entah kapan mamanya berganti pakaian pikir anak itu. Namun, daster yang keduanya kenakan berbeda. Jika tante mira menggunakan daster bermotif bunga berwarna kuning, sang mama mengenakan daster berwarna coklat muda polos yang tidak pernah bayu melihatnya. Mungkin itu daster pinjaman sang tante.

“Kamu ngapain aja tadi di atas sama mas Jodi?” tanya nia kepada putranya

“gak ngapa-ngapain kok ma, palingan cuma istirahat aja maa... habisnya aku cape juga.... apalagi mas Jodinya juga lagi sibuk” balas bayu dalam pelukan sang mama

“Ohh gituu” nia mengelus rambut sang putra

Dalam dekapan sang mama, bayu tampak merasa aneh. Kepalanya yang terdekap erat dan menempel pas di bukit kembar membusung sang mama yang terbungkus daster membuat penis bayu di balik celana pendeknya pelan-pelan tegak berdiri menyentuh bagian paha mamanya. Tak hanya itu, dalam hangatnya dekapan sang mama, bayu sempat mencuri-curi pandang ke belahan dada mamanya. Ada apa dengan anak ini?

“Sebegitunya yaa anak sama ibunya.... beda banget si bayu sama jodi..” ucap mira melihat nia memeluk bayu

“Beda kenapa kak?” tanya nia penasaran sambil tetap memeluk sang putra

“Yaa bedaa ajaa. Si jodi itu gak peduli sama mamanya. Berangkat kuliah gak ada pamit. Kalaupun iya palingan itu anak minta uang jajan doang. Pokoknya itu anak sibuk sendiri deh” jawab miraa

“hemm Jodi kan udah gede kak, egonya lagi tinggi... sementara bayu kan masih mau abg...masih butuh perhatian lebih dan pengarahan” balas nia menatap sang kakak

Sembari memeluk bayu, nia merasakan ada benda hangat yang menyentuh pangkal pahanya. Dia pikir sejenak benda apa yang menyentuh salah satu bagian tubuhnya. Karena tak mau menebak-nebak, ia melepas pelukannya kepada sang putra sembari melirik ke bagian benda yang menyentuhnya. Betapa terkejutnya nia setelah menyadari kalau benda hangat yang menyentuh pangkal pahanya barusan adalah penis sang putra yang sedang tegak berdiri. Nia mendadak menjadi khawatir jangan-jangan kemaluan bayu yang berdiri karena terangsang oleh dirinya.

“Hei nia... kok malah diemm sih, ayo mikirin apa?” tanya mira terheran

“ehh... emm gak ada apa-apa kok kak...” nia sontak terkaget

“Udah kamu gak usah khawatir, kamu boleh kok tinggal di sini sesuka hati kamu” sahut mira kepada sang adik

“Tapi kak?” tanya nia ragu

“Iya udahh gak usah dipikirin deh....” balas mira kembali

Di tengah pembicaraan kakak dan adik tersebut, bayu menyela, “Tante mira, boleh gak aku tidurnya satu kamar sama mama aja. Takutnya ganggu mas Jodi di kamarnya” ucap bayu mohon kepada sang tante.

“Boleh kok..boleh... Lagipula masih ada kamar tamu di sebelah kamarku. Kalian di sana aja” ucap mira sembari tersenyum menawarkan

“Maa, kita pindah ke sana yaaa” pinta bayu memohon sembari melirik mata sang mama

“Emm gimana yaaa...... hehe... Iyaa deh kita ke sana deh. Maaf yaa kak, jadi ngerepotin nih” balas nia kepada kakak dan putranya

“Ohh enggak kok. Malah enaak rumah jadi rame nihh karena ada kamu sama bayu” sahut mira menanggapi ucapan sang adik.

“Yaudah deh dek, kamu ambil barang bawaan kamu gihh, terus kita pindah ke kamar tamu yang tante mira saranin” perintah sang mama

“Oke maa, bayu ke atas dulu yaa” sahut bayu

Usai meminta sang anak mengambil barang-barangnya, Nia lalu segera memindahkan perlengkapan yang dibawanya dari kamar sang kakak ke kamar tamu yang berada di sebelah kamar kakaknya. Sementara bayu kembali ke kamar sepupunya untuk mengambil barang-barang kepunyaannya yang ia taruh di sana.

“Eitss buru-buru banget mau pulang?” tanya Jodi yang masih sibuk dengan laptopnya melihat kesibukan bayu

“Siapa bilang aku mau pulang mas? orang aku pengen pindah ke bawah” balas bayu kepada sepupunya

“Ohh kirainn..” timpal jodi

################


“Pak paijo, akhir pekan besok saya ke tempat bapak untuk membicarakan sekaligus melihat ladang jagung bapak, sesuai dengan rencana kemarin. Bagaimana pak?” tanya pak arso lewat sambungan ponsel di atas kursi kerjanya.

“Ohh tentu bisa pak. Siapa yang enggak mau diajak gabung untuk urusan bisnis, apalagi bisnisnya sekelas bosnya anak saya lagi hehe” pak paijo tersenyum saat sedang dihubungi pak arso

“Ahh bapak bisa ajaa. Yaudah deh yaa pak nanti besok pas hari keberangkatan saya hubungi bapak lagi. Terima kasih pak paijo.. mari...” ucap pak arso memutus sambungan ponselnya dengan pak paijo.

Di kampung halaman haris, Ayah haris, pak paijo, sedang menjawab panggilan ponsel dari atasan anaknya, pak arso, terkait kerjasama bisnis yang akan dijalaninya. Ketika panggilan itu tersambung, pak paijo sedang berada di sekitar ladang jagungnya memantau para buruh taninya bekerja. Namun, ada yang memperhatikan ketika pak paijo berbicara melalui ponselnya.

“Siapa pak?” tanya pak bejo, buruh tani pak paijo

“Ini atasan anak saya yang rencananya mau ke sini” ucap pak paijo

“ohhh...Kapan pak mau ke sininya? Sendirian?” tanya pak bejo yang ingin tahu sekali

“Sabtu besok, memangnya kenapa? Kamu ngarep dia dateng bareng nia ke sini? jangan ngacoo kamu” sindir pak paijo kepada pak bejo yang selalu mengharap kedatangan nia.

“Yeee si bapak orang nanya juga. Kan gak ada salahnya juga” gerutu pak bejo

“Yaudah sana.. kamu kembali bekerja lagi... gak enak tuh dilihatin buruh tani yang lainnya” perintah pak paijo kepada pak bejo

“Iyaa pak paijoooo” pak bejo menurut

Ketika pak bejo pergi kembali bekerja, pak paijo berbicara sendirian, “Mungkin gak yaa pak arso itu ajak nia? emm.. mendingan bilang ke pak arso, supaya dia mau ajak haris... kan biar sekalian haris bawa nia dan cucuku hehehe” senyum pak paijo sendirian di kala buruh taninya sedang sibuk bekerja.


###########

Pemandangan di rumah kakak nia, mira, tanpa tenang dan damai. Tak ada gejolak masalah berada sebelum atau sesudah nia beserta putranya di sana. BegItu pula yang terjadi dari pagi hingga malam hari di rumah itu usai nia dan bayu hadir di tengah mira dan putranya, jodi. Semua penghuni sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Jodi sibuk sendiri dengan aktivitasnya sebagai seorang mahasiswa. Sementara mira sibuk dengan usaha yang digelutinya semenjak ditinggal mati sang suami. Bagaimana dengan bayu dan nia?

Bayu dan nia sibuk di kamar tamu yang menyatukan mereka kembali dalam kehangatan. Mereka saling bercerita dan bercanda ria bersama, serta menikmati tidur siang bersama hingga sore hari tiba. Tampak kegembiraan menyelimuti hati nia dan bayu setelah melalui banyak hal yang sulit keduanya pahami.

Sore itu, di kamar tamu, rumah kakak nia,..

“Ma, mandi bareng yukk. Kan aku udah lama gak mandi bareng sama mama” pinta bayu terduduk di pinggir ranjang menatap sang mama yang sedang mempersiapkan perlengkapan mandinya.

“Ihh... kamu kan udah mau gede de... masa masih mandi sama mamanya? Gak malu apa?” nia menjawab tersnyum

“Yahhh gak boleh yahhh maa? Yaudah deh kalo gitu” bayu cemberut

“ckck...bukan gak boleh, tapi kan nanti kalo udah gede kamu harus mandi sendiri. Masa sih mandi bareng mama terus” ucap nia memberi pengertian

“Sekali ini aja kok ma... aku kan belum gede jugaa” gerutu bayu

“hemmmm.... Iya deh iyaa bolehh... tapi jangan keseringan ya...” sahut sang mama mengambil handuk

“Eh beneran maa? Horee.....aku bisa mandi bareng sama mama lagi....” ucap bayu dengan girangnya

Diikuti bayu, Nia yang masih mengenakan daster coklat yang ia pakai tadi siang berjalan keluar dari kamarnya ke kamar mandi yang letaknya di luar kamar mereka, tepatnya di pojok belakang rumah mira dekat dapur. Sementara pemandangan di luar kamar tampak begitu sepi.

Sesampainya di dalam kamar mandi, bayu melepas pakaiannya lebih dulu, lebih cepat dari biasanya. Anak itu lalu memperhatikan sang mama yang baru dan sedang mencopot dasternya sendiri. Ia perhatikan seluruh jengkal tubuh sang mama satu per satu yang perlahan tidak tertutupi sehelai benang pun.

“wihh mama tetenya gede banget yah, aku kok baru nyadar sekarang... pantes aja bapak-bapak itu demen banget nenen sama mama” gumam bayu dalam hati memelototi payudara mamanya

“Heii kok ngelamun gitu?” ujar nia

“hemmm gapapa kok ma..,yaudah deh maa yukk kita mandi..” sahut bayu yang terkejut ketika sang mama menyentak dirinya.

Nia memandikan puteranya terlebih dahulu. Ia sirami dan sabuni tubuh sang putra merata dari ujung atas hingga ke ujung kakinya. Wanita itu sempat terkejut ketika melihat penis sang putra tegak berdiri ketika sedang menyabuninya. Sementara bayu dari tadi memerhatikan kedua buah dada mamanya yang menggelantung ketika sedang memandikan bayu.

Setelah memandikan bayu, giliran nia membersihkan dirinya. Ia basahi dan sabuni seluruh jengkal tubuhnya sama seperti yang ia lakukan kepada bayu. Sedangkan bayu, masih tetap sama ia terus memelototi tubuh sang mama. Namun, nia tidak begitu serius menanggapinya.

Setelah selesai mandi, Nia dan bayukembali ke kamar dengan berbalut pakaian baru yang mereka kenakan di dalam kamar mandi . Sementara pakaian yang sudah mereka pakai semenjak siang, mereka masukkan ke dalam bungkus plastik dan membawanya ke kamar. Nia lagi-lagi meminjam daster sang kakak. Dia tidak menyangka, meski sudah berhijab, ternyata sang kakak menyimpan daster-daster seksi yang sudah ia kenakan tadi siang, termasuk yang sedang ia kenakan saat ini. Kini ia memakai daster yang menampakkan puting buah dadanya yang bulat dan padat tampak menyembul keluar. Hanya saja, ia tidak begitu khawatir dan mempedulikan. Lagipula ia kini berada di rumah sang kakak perempuannya. Tak ada lagi laki-laki hidung belang yang berniat menidurinya.

Di lain hal, di dalam kamar, bayu mengenakan baju dan celana panjang piyama yang belum pernah ia pakai. Anak itu tampak masih terus memperhatikan sang mama yang sedang akan beranjak naik ke atas ke ranjang.

“De, kita tidur yuk...” ajak sang mama di atas kasur

“Keluar aja yuk maa...masih sore juga, gak bosen apa di kamar mulu” jawab bayu

“Lagipula kalo di luar kita mau ngapain? sepi kayaknya.... yuk tidur sini mendingan kita istirahat, apalagi kamu kan besok musti ke sekolah” ucap sang mama mengingatkan

“Oh yaaa....aduhh... aku kan besok sekolah, kenapa bisa lupa ya....” ucap bayu baru sadar

“yaudah tenang aja, mama udah bilang kok ke tante mira, nanti biar mas jodi yang anterin kamu pagi-pagi” nia menenangkan putranya

“Tapi, apa gak kejauhan yaa ma?” tanya bayu ragu

“Makanya besok kamu musti bangun pagi-pagi biar gak kesiangan” balas nia

“heeemm.....” bayu menghela nafas

Anak itu akhirnya menuruti juga kemauan sang mama. Ia beranjak menyusul naik ke atas ranjang kasur. Ia tidur bersebelahan dengan mamanya. Keduanya pula saling berhadapan. Bayu menghadap kanan, sang mama menghadap kiri.

“ma, enak yaa tinggal di rumah tante mira, tenang dan damai” ucap bayu memperhatikan wajah sang mama yang sedang memejamkan mata

“Iyaa,,,” jawab nia singkat

Bayu tak menanggapi kembali. Ia berpikir sang mama ingin tertidur. Anak itu lebih memilig melamun karena tidak mengantuk. Sembari melamun berbaring berhadapan dengan sang mama, bayu mulai memperhatikan belahan dada serta puting sang mama yang menyembul di balik dasternya. Sementara nia masih mencoba memejamkan matanya.

“Ma, bayu boleh gak lihat nenen mama?” tanya bayu polos

“Ihhssss.... mau ngapain?! kamu kan udah gede masa mau nenen lagi... gak boleh ahhh” nia sontak kaget membuka matanya

“Yahh mama mahh aku kan pengen lihat aja sebentar, masa gak boleh sih? Aku kan cuma kepengen tahu aja bentuk nenen yang dulu aku isep waktu masih bayi... boleh yah maa? Tolong dong maa,,,,” bayu merengek memohon

“Enggak boleh! ” tegas nia

“Yaudah deh kalo gitu” tanggap bayu ngambek sambil tidur erbalik membelakangi sang mama

“Kamu kan udah gede de... sebentar lagi kan abg” nia mencoba menasehati, namun bayu hanya terdiam.

Nia mengiba juga. Dia pikir apa salahnya jika sang putra melihat salah satu bagian tubuhnya. Lagipula, bayu anaknya sendiri.

“Yaudah nih de.... tapi sebentar aja ya...” nia memeloroti tali daster sebelah kanannya, perlahan-lahan ia turunkan bagian daster bagian kanan, sehingga pelan-pelan pula terpampang buah dada berputing coklat miliknya

Mendengar ucapan mamanya, Bayu berbalik kembali perlahan menghadap mamanya yang melunak.

“Uhh nenen mama gede yaa maa...” ucap bayu memperhatikan bagian kanan puting dan ukuran buah dada sang mama

“Hee’eem” nia hanya menggumam mendengar sang putra berbicara begitu

“Ma, yang kiri buka juga dong.....” pinta bayu kembali

“Udah satu aja ah” kesal sang mama

“Yah mama masa satu aja sihh, satu lagi dong ma.... biar aku ngelihatnya utuh, apa mungkin memang dulu aku kalo nete gak keduanya ya?”

“Heemm yahh keduanya lah.. udah satu aja yaa de....” nia menolak

“Ahhh yaudah deh kalo gitu, mending gak usah aja deh ma..” cemberut bayu berbalik kembali membelakangi sang mama

“yaudah deh nihhh satu lagi nihh...” sahut nia memeloroti daster bagian kirinya.

“Gitu dong maa.....” ucap bayu yang tidak jadi berbalik.

“Hee’eeem” nia menggumam memeloroti dasternya

“nenen mama gede banget yah maa” bayu memperhatikan serius kedua payudara mamanya

Nia hanya diam membisu. Namun, tiba-tiba bayu mendekat dan kedua tangan putranya meraih kedua bukit kembarnya.

“iIshhhhhbayu, kamu mau ngapainnn? Hhhssssss” nia sedikit memberontak kegelian ketika tangan sang putra mengenggam payudaranya

“maa.... aku pengen nete lagiiii...bolehh yaaa?” bayu merengek memohon

“ahhhhs kamu kan buka bayi lagi de....” ucap nia masih kegelian..

“uhhh mamaa mau nenen lagiii..... emmmmmm nyemmmmm slerrpppp srrruupppttt” mulut bayu sontak menghisap puting kanan sang mama yang ia genggam

“Ahhhhhsss bayuuuu kamuu gakk boleh nenen lagiii sayanggg ahhhssss” nia kegelian ...

“eeemmm emmm nyammm emmm srrupppttt....tapii enakkk maa” ucap bayu

“ehhsss udah dongg de.....” nia tak kuasa menolak

“maaaa yangg kiriii jugaa yaa?” tanya bayuu

“jangann bayuuu... kamu udah gak boleh nenen sama mama lagii ahhhss” ucap nia melihat sang putra masih mengenggam bukit kembarnya

“uhhsss tapiii maaa....nenen sama mama enakkk... emmm emmm nyammm sruppttt” bayu melahap payudara kiri sang mama

“ahhhhh bayuuuuu, udah dongg sayang nenennya” nia mencoba menolak melalui ucapan

Bayu bergantian melahap dan menghisap bukit kembar sang mama. Anak itu tampak menikmati bisa kembali menetek pada mamanya. Sementara nia tak sanggup berbuat apapun ketika sang putra kembali menyusu padanya. Ia menjadi serba salah. Namun, ketika keduanya sedang sibuk di kamar.... tiba-tiba ada yang membuka pintu kamar mereka....

“Nia... bayu... kalian mau makan malam apa???” ucap mira membuka pintu kamar nia dan putranya


Bersambung...

from Cerita Cewek Biru | Cerita Cewek Eksibisionis dan Suka Pamer Keseksian

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

Cari Blog Ini